Abstrak


Analisis Daya Saing Ekspor Plywood Nasional terhadap Kebijakan SVLK melalui Product Mapping


Oleh :
Evin Ayu Mutiasari - F3118017 - Sekolah Vokasi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum pernah adanya penemuan analisis daya saing ekspor plywood Indonesia terhadap Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dari tahun 2005, 2006, 2019 dan 2020 dengan HS Code 4412, 441299, 441213, dan 441231 serta adanya beberapa isu seperti daya saing kayu Indonesia yang semakin rendah periode 2007-2011, meningkatnya volume rencana impor bahan baku, dan daya beli yang rendah selama pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk melihat posisi daya saing ekspor plywood Indonesia serta mengetahui bagaimana implementasi kebijakan SVLK.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah RSCA dan TBI yang kemudian diinterpretasikan kedalam product mapping. Metode RSCA digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif daya saing ekspor plywood nasional. Metode TBI dipergunakan untuk mengetahui suatu negara memiliki kemampuan spesialisasi ekspor (net-eksporter) atau spesialisasi impor (net-importer). Product Mapping digunakan untuk menginterpretasikan perkembangan industri plywood nasional dengan ilustrasi flying geese berdasarkan perhitungan RSCA dan TBI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2005 dan 2006 dengan HS Code 4412 beserta produk turunan daya saing plywood Indonesia cenderung kuadran A dan C. Namun tahun 2019 dan 2020 daya saing plywood Indonesia cenderung kuadran C yang berarti bahwa terjadi penurunan daya saing. Penelitian ini juga mengemukakan tahun 2005, 2006, 2019, 2019 dengan HS Code 4412 beserta produk turunan tetap menjadi negara net-exporter, namun tendensi keunggulan komparatif tidak stabil dan masih berfluktuasi. Penelitian ini menunjukkan implementasi kebijakan SVLK sedang dalam tahap ongoing measures dan sektor kehutanan memasuki tahap recovery ditengah pandemi Covid-19. Saran yang dapat diberikan oleh penulis diantaranya Indonesia dapat terus melakukan komunikasi intens dengan Duta Besar RI di seluruh dunia terkait market intelligence sekaligus marketing untuk memperkuat penetrasi pasar, diversifikasi produk dengan menciptakan masker berbahan baku kayu, bantuan pembiayaan UMKM industri perkayuan untuk mempercepat proses recovery.