Skripsi ini berisi tentang kajian Estetika sarung tenun goyor di Desa Wonosari- Sambirembe Kecamatan Kaljambe Kabupaten Sragen, dengan fokus penelitian: 1) Bagaimana latar belakang kemunculan dan perkembangan sarung tenun goyor di Desa Wonosari-Sambirembe Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen; 2) Bagaimana bentuk rupa motif sarung; dan 3) Bagaimana nilai-nilai Estetika pada sarung. Bertujuan untuk mengetahui latar belakang kemunculan dan perkembangan sarung tersebut, mendeskripsikan proses pembuatan dan bentuk rupa motifnya, serta mendalami dan mendeskripsikan nilai-nilai Estetika pada motif yang dikaji berdasarkan teori Estetika Monroe Beardsley dengan tiga kriteria keindahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dokumen berupa referensi dari penelitian terdahulu, dan observasi pengamatan peristiwa di lapangan. Munculnya sarung tenun goyor di Desa Wonosari karena adanya aspek fungsi kain, digunakan pada acara tertentu seperti keagamaan dan berkembang sebagai kebutuhan sehari-hari. Aspek lainnya sebagai sumber matapencaharian dan suatu upaya mempertahankan kebudayaan. Secara keseluruhan proses pembuatan terdapat 14 proses tahapan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses persiapan benang lungsen (vertikal) dan proses persiapan benang pakan (horizontal), dikelompokkan kembali menurut prosesnya terbagi ke dalam enam kelompok. Terdapat lima jenis motif yang sering di produksi, yaitu motif botolan segi enam, botolan belah ketupat, botolan belah ketupat garis, botolan bunga mekar serta motif botolan enam kelopak. Bentuk rupa motif sarung tersebut terdiri dari unsur-unsur seni yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip penciptaan karya seni. Sedangkan dari segi Estetikanya mengkaji sepuluh jenis motif sarung tenun goyor berdasarkan teori Estetika, yaitu kesatuan (unity) pada unsur-unsur pembentuknya, kerumitan (complexity) pada proses pembuatan bentuk rupa untuk memunculkan keunikan motif atas kesungguhan (intencity).
Kata kunci: Estetika, Sarung, Tenun Goyor, Kalijambe, Sragen.
