Pembelajaran Al-Qur’an untuk anak tunarungu berbeda dengan anak yang tidak memiliki hambatan apapun. Akses pembelajaran Al-Qur’an anak tunarungu terbatas karena anak tunarungu memiliki hambatan dalam berbahasa dan kurang bisa menggunakan bahasa lisan ketika melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Maka pembelajaran Al-Qur’an untuk anak tunarungu menggunakan bahasa isyarat hijaiyah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan bahasa isyarat hijaiyah untuk anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah pembelajaran Al-Qur’an pada anak tunarungu dengan menggunakan bahasa isyarat hijaiyah yang dimana anak tunarungu yang masuk di pondok pesantren ini belum mengenal huruf isyarat hijaiyah. Penelitian ini melibatkan dua subjek yaitu pendamping dan pengajar anak tunarungu yang berada di pondok dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi dalam teknik pengumpulan data. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman yaitu mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa isyarat hijaiyah di pondok pesantren ini menggunakan metode iqro dalam pembelajaran Al-Qur’annya. Jumlah huruf isyarat hijaiyah yang digunakan adalah 31 huruf. Pembelajaran Al-Qur’an memiliki faktor pendukung dan penghambat serta memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung kepada anak tunarungu.
Kata Kunci: Tunarungu, Pembelajaran Al-Qur’an, Bahasa Isyarat Hijaiyah