Abstrak


Makna Istilah-istilah Politik Pada Lirik Lagu Dalam Album "Pikiran dan Perjalanan" Barasuara: Kajian Semiotika Riffaterre


Oleh :
Sanggita Sekareka - B0215052 - Fak. Ilmu Budaya

ABSTRAK
Sanggita Sekareka. B0215052. 2021. Makna Istilah-istilah Politik pada Lirik Lagu dalam Album “Pikiran dan Perjalanan” Barasuara: Kajian Semiotika Riffaterre. Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Dalam penelitian ini terdapat tiga permasalahan yaitu 1) Bagaimana unsur ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik lagu Barasuara dalam album Pikiran dan Perjalanan? 2) Bagaimana pembacaan heuristik dan hermeneutik dalam lirik-lirik lagu dalam album Pikiran dan Perjalanan? 3) Bagaimana matriks dan hipogram dalam lirik-lirik lagu dalam album Pikiran dan Perjalanan?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan unsur ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik lagu Barasuara dalam album Pikiran dan Perjalanan 2) Mendeskripsikan pembacaan heuristik dan hermeneutik dalam lirik-lirik lagu dalam album Pikiran dan Perjalanan 3) Mendeskripsikan matriks dan hipogram dalam lirik-lirik lagu dalam album Pikiran dan Perjalanan.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Objek penelitian dari penelitian ini adalah tiga lirik lagu Barasuara dalam album Pikiran dan Perjalanandan hipogramnya. Tiga lirik lagu tersebut adalah (1) Masa Mesias Mesias (2) Haluan, dan (3) Tentukan Arah. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik pustaka, menyimak dan mencatat. Penelitian tiga lirik lagu Barasuara ini menggunakan pendekatan semiotika dari Riffaterre.
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik tiga lagu Barasuara dalam album Pikiran dan Perjalanan meliputi penggantian arti berupa repetisi, asidenton, simbolik, metafora, metonimi, dan eksklamasio. Dalam penyimpangan arti, terdapat unsur ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Dan dalam penciptaan arti, memiliki unsur tipografi, enjambemen, dan homolog. Pembacaan heuristik tidak menimbulkan perubahan kata. Sedangkan pada pembacaan hermeneutik dapat diketahui bahwa ketiga lirik lagu memiliki makna kritik terhadap dunia politik. Tema dan masalah adalah mengenai tradisi buruk dalam  ranah politik, keinginan untuk tetap menyatukan tujuan ditengah maraknya unjuk rasa dan tersebarnya berita bohong, dan pentingnya membersihkan pikiran dan hati untuk dapat menentukan pilihan atau arah yang tepat. Hipogram berkaitan dengan munculnya mesias politik, penggunaan klenik dalam dunia politik, lirik lagu Adu domba milik Rhoma Irama, politik pecah belah, fenomena pembungkaman orang-orang jujur dalam dunia politik, maraknya demonstrasi, merebaknya berita hoaks ditengah derasnya arus berita dan informasi, lirik lagu Hura Hura Huru Hara karya Iwan Fals, strategi untuk menghindari konflik di tengah perdebatan politik, menentukan pilihan politik dengan kepala yang dingin dan pikiran jernih, dan juga fenomena yang muncul khususnya pada masa pemilihan umum berupa politik uang, hoaks dan ujaran kebencian, serta kampanye SARA.
Kata Kunci: semiotika Riffaterre, politik, lirik, Barasuara