;

Abstrak


Redesain Meja Terapi ABA Ruang Individu Untuk Efektivitas Terapi Anak Autis


Oleh :
Dwi Candra P - S011908002 - Fak. Seni Rupa dan Desain

Di Indonesia, meja dengan lubang setengah oval digunakan sebagian besar dalam terapi ABA. Dalam penelitian sebelumnya, dalam menggunakan meja asli (Meja A) ditemukan gerakan anak autis mendorong meja dan ini menganggu jalannya terapi. Maka dibuat strategi dan diujikan pada penelitian pendahuluan (pleminary research) alternatif desain meja dengan: 1) menambah alas meja, menghilangkan lubang setengah oval (Meja B); dan 2) menambah alas meja dan ditambahkan foldable table top (Meja C). Dari penelitian itu ditemukan bahwa Meja B membantu mencegah kebiasaan anak mendorong meja, tapi anak sering meninggalkan meja karena tidak ada lubang setengah oval pada meja. Sementara foldable table top Meja C membantu anak duduk tenang bagi yang mebutuhkanya. Namun, anak terkadang terjepit foldable table top. Penelitian ini akan mengujikan kembali ketiga meja supaya meyakinkan hasil, dengan prosedur lebih detail dan waktu yang lebih lama: yaitu 16 kali pertemuan menguji 25 anak autis 6-12 tahun diagnosa ringan, sedang dan berat. Penelitian dalam 2 tahap, tahap pertama pengujian Meja A dan Meja B. 12 anak autis (3 Perempuan dan 9 Laki-laki) Mean ± SD umur: 8.5 ± 2.5. Tahap kedua pengujian Meja A dan Meja C, 13 anak autis (1 perempuan dan 12 laki-laki) Mean ± SD umur: 7.5 ± 2.4. Hasil menunjukkan keberhasilan Meja B signifikan terhadap Meja A. Alas meja membuat perilaku mendorong anak autis dengan diagnose sedang dan berat hilang. Hasil keberhasilan Meja C signifikan terhadap Meja A. Anak autis dengan kondisi diagnosa ringan, sedang, dan berat lebih dapat dikondisikan menggunakan meja C.