Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan dinamika kepemilikan dan akses terhadap modal perikehidupan para mantan Pekerja Seks Komersial (PSK) di kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui dua cara. Data kuantitatif dikumpulkan dengan survai terhadap 60 orang mantan PSK. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 20 orang informan yang dipilih berdasarkan atas kriteria (1) pernah menjadi PSK lebih dari 10 tahun, (2) tinggal di Kota Solo dan (3) statusnya saat ini tidak menjadi PSK. Data yang sudah diperoleh dianalisis menggunakan Sustainable Livelihood Approach (SLA) untuk mengetahui modal perikehidupan yang dimiliki oleh mantan PSK. Aset penghidupan yang dimiliki PSK akan digambarkan melalui pentagon aset masing-masing modal penghidupan. Semakin tinggi aset penghidupan individu, maka akan semakin sejahtera inidvidu tersebut. Hasil penelitian ini adalah mantan PSK yang berusia15-29 tahun memiliki modal manusia yang besar. Sedangkan mantan PSK yang berusia 30-44 tahun memiliki modal fisik, modal alam dan modal finansial yang besar. Mantan PSK yang berusia di atas 45 tahun memiliki modal sosial yang besar. Pada akhirnya modal perikehidupan yang besar ini menjadi modal berharga bagi Panti Sosial Wanodyatama untuk melakukan monitoring dan pengawasan terhadap mantan PSK. Program yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Wanodyatama dapat dikerjasamakan dengan mitra terkait seperti Puskesmas Pajang, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Surakarta, Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan Dinas Ketenagakerjaan maupun instansi terkait lainnya. Pemberdyaan dan pendampingan berkelanjutan adalah kunci mengatasi masalah prostitusi di Kota Surakarta.
