Abstrak


Perubahan Kebijakan Jerman Terkait Isu Pengungsi Melalui Implementasi Dublin Regulations Pada Era Merkel


Oleh :
Rizaldi Yasid P.p - D0416054 - Fak. ISIP

Angela Merkel membuka pintu Jerman untuk menerima pengungsi yang datang akibat korban dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Keputusan Merkel untuk membuka pintu mendapat berbagai respon yang datang dari publik domestik dan internasional. Kritik keras datang dari partai oposisi dan komunitas anti-islam. Selain itu, partai pengusung Merkel juga turut menyampaikan kekecewaan terhadap keputusan Merkel. Pada level internasional, Presiden Hungaria, Victor Orban, merupakan pihak yang paling keras mengkritik keputusan Merkel dalam membuka pintu. Keputusan Merkel dianggap mendorong pengungsi untuk datang yang engakibatkan laju pengungsi semakin membesar. Peran EU dalam menangani krisis ini juga dianggap tidak terlalu signifikan karena gagal memberikan solusi yang cepat dan efisien. Hal ini berujung pada tiap negara harus mementingkan diri mereka masing-masing. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif yang berfokus pada proses Jerman dalam mengambil keputusan dari membuka pintu terhadap imigran hingga memutuskan untuk menutup pintu dengan cara menerapkan kembali Dublin Regulations. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Jerman menutup pintu karena mempertimbangkan tingkat elektabilitas dari partai pengusung Merkel, CDU/CSU. Oleh karena itu, Jerman lebih mempertimbangkan tekanan dari dalam negeri. Hal ini bukan berarti tekanan dari luar negeri tidak berarti, hanya saja tekanan dari luar negeri memberikan sedikit pengaruh dari keputusan Jerman untuk kembali menutup pintu.


    Kata kunci: Jerman, Pengungsi, Dublin Regulations, Angela Merkel, Partai Oposisi, Hungaria, Victor Orban.