Abstrak


Penataan Permukiman dengan Arsitektur Amfibi Sebagai Respon Terhadap Banjir di Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara


Oleh :
Mutia Azizah - I0217060 - Fak. Teknik

Banjir merupakan permasalahan yang melanda Kota Semarang setiap tahunnya. Kombinasi antara kenaikan air laut dengan penurunan muka tanah merupakan penyebab utama terjadinya banjir. Kenaikan air laut di Kota Semarang mencapai sekitar 5mm/tahun dengan penurunan muka tanah sekitar 90-100 mm/ tahun. Hal ini menyebabkan adanya prediksi bahwa dalam 20 tahun kedepan, seluas 26.72,2 ha Semarang akan tenggelam. Kelurahan Bandarharjo, merupakan salah satu dari 8 kelurahan di Semarang Utara yang mengalami dampak yang cukup signifikan akibat banjir. Luas genangannya mencapai 89,772 %. Banjir menyebabkan kerusakan fisik, ekonomi, lingkungan, serta berdampak pada aktivitas masyarakat dan memberikan kerugian yang berkelanjutan. Hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus, salah satu caranya yaitu dengan mulai merancangan bangunan yang dapat beradaptasi baik di daratan maupun di air atau biasa disebut arsitektur amfibi. Tujuan implementasi arsitektur amfibi pada permukiman Bandarharjo yaitu untuk mendapatkan lingkungan permukiman yang adaptif terhadap banjir dan berusaha menciptakan ruang hidup yang berdampingan dengan eksistensi air. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif yang melewati tahapan identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data, sintesis data, kemudian menghasilkan sebuah konsep perencanaan dan perancangan dan ditransformasikan ke dalam bentuk desain. Hasil dari penelitian ini berupa konsep arsitektur yang adaptif terhadap banjir melalui penerapan arsitektur amfibi.