Abstrak


Analisis Miskonsepsi dengan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice dan In-Depth Interview pada Materi Asam Basa di SMA Negeri 3 Surakarta


Oleh :
Nur Laeli Azizah - K3317055 - Fak. KIP

Nur Laeli Azizah. K3317055. “ANALISIS MISKONSEPSI DENGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN IN-DEPTH INTERVIEW PADA MATERI ASAM BASA DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa kelas XII MIPA 1 dan 2 SMA Negeri 3 Surakarta pada setiap konsep pada materi asam basa dengan menggunakan tes diagnostik two-tier multiple choice dan indepth interview, menganalisis penyebab miskonsepsi siswa kelas XII MIPA 1 dan 2 di SMA Negeri 3 Surakarta pada materi asam basa, mencari strategi penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengurangi/mencegah terjadinya miskonsepsi pada materi asam basa.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh melalui tes diagnostik two tier multiple choice didukung dengan wawancara mendalam terhadap 14 siswa dan guru pengampu. Tes diagnostik dilakukan pada subjek penelitian yaitu siswa kelas XII MIPA 1 dan 2 sedangan narasumber wawancara diambil dengan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan hasil tes diagnostik. Selain itu dilakukan studi literatur review dengan sumber pustaka berupa jurnal penelitian yang relevan untuk memperkuat data penyebab miskonsepsi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada semua konsep asam basa pada kategori sedang dengan persentase dari yang tertinggi hingga terendah yaitu pH dalam lingkungan 52,31%, indikator asam basa dan kekuatan asam 41,54%, perhitungan pH larutan 36,54%, tetapan ionisasi asam basa 35,39%, dan teori asam basa 35,38%. Pada penelitian ini miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu cara belajar dengan menghafal, kemampuan siswa, minat belajar, metode mengajar, dan prakonsepsi yang salah. Strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi terbentuknya miskonsepsi dapat dilakukan dengan cara (1) Mengungkap masalah belajar yang dialami oleh siswa dengan memberikan pertanyaan sebelum pembelajaran dimulai; (2) Mengkaji ulang upaya perbaikan strategi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan minat siswa saat belajar kimia dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna; (3) Menerapkan model pembelajaran yang sudah dikembangkan untuk mereduksi miskonsepsi seperti conceptual change dan ECIRR (Elicit, Confront, Identify, Resolve, Reinforce).