;

Abstrak


Analisis Kemampuan Matematisasi dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Visualizer dan Verbalizer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta


Oleh :
Elvilia Suaebah - S851702013 - Fak. KIP

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.  Proses pemecahan masalah diperlukan kemampuan matematisasi. Kemampuan matematisasi adalah proses penerjemahan masalah nyata kedalam model matematika hingga proses pemecahan masalah. Tahapannya meliputi merumuskan, menggunakan, menafsirkan dan mengevaluasi. Salah satu faktor dalam proses penyelesaian adalah gaya kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan matematisasi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif visualizer dan verbalizer.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif . Subjek penelitian adalah 4 siswa kelas VIII SMPN 16 Surakarta. Subjek dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan angket, tes dan wawancara. Validitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) siswa mempunyai gaya kognitif visualizer mampu melalui tahap matematisasi yaitu merumuskan, menggunakan, menginterpretasi soal yang disajikan soal yang disajikan dengan gambar. Namun pada soal yang disajikan dengan teks siswa hanya mampu merumuskan masalah; 2) siswa mempunyai gaya kognitif verbalizer mampu melalui semua tahap matematisasi soal yang disajikan dengan gambar dan soal yang disajikan dengan teks. Siswa dengan gaya kognitif visualizer mampu menyajikan aspek matematika dalam bentuk verbal, mengidentifikasi fakta yang ada dalam permasalahan nyata, merencanakan strategi, menggunakan dan membangaun fakta, menafsirkan solusi, mengevaluasi dan menjelaskan kesesuaian kesimpulan matematis dengan konteks pada soal. Penelitian ini ditemukan bahwa siswa bergaya kognitif visualizer dan verbalizer tidak terbiasa menggunakan simbol untuk merepresentasikan masalah pada soal