Pencemaran lingkungan oleh logam merkuri merupakan salah satu hal yang sangat serius. Manusia akan sangat terancam kesehatannya apabila terus-terusan terpapar oleh kontaminasi merkuri. Merkuri dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, pencernaan, kekebalan tubuh, dan juga organ tubuh. Merkuri jika masuk ke dalam lingkungan akan menyebabkan dampak negatif bagi tanaman, karena dapat menyebabkan klorosis.
Pertambangan emas rakyat merupakan salah satu penyebab adanya pencemaran merkuri, karena dalam proses amalgamasi digunakan merkuri elemental sebagai bahan pengekstraksi emas. Belum adanya upaya dalam menangani pencemaran merkuri, telah mendorong dilakukannya penelitian mengenai eksplorasi bakteri lokal sekitar pertambangan emas Desa Jendi dalam mereduksi merkuri.
Penelitian dilakukan dengan melakukan isolasi bakteri, uji resistensi bakteri terhadap merkuri 10 ppm, identifikasi fenotip bakteri dengan uji biokimia, dan identifikasi genotip bakteri menggunakan metode PCR (Polymerasae Chain Reaction) serta untuk uji reduksi merkuri dilakukan dengan mengkukturkan bakteri pada Minimal Medium yang telah ditambahkan HgCl2 sebanyak 5 ppm. Dilakukan pengambilan sampel kultur bakteri tiap 6 jam sekali selama 24 jam yang kemudian dianalisis menggunakan Mercury Analyzer.
Hasil yang didapat yaitu terdapat 3 bakteri yang resisten terhadap merkuri 10 ppm, namun dipilih 1 isolat yang unggul bernama IJA3. IJA3 memiliki karakteristik gram negatif, non-motil, indol (-), katalase (+), oksidase (-), pembentukan asam (+ fermentatif) dan anaerob fakultatif. Isolat IJA3 dalam rentang 24 jam memiliki daya reduksi merkuri dalam kondisi growing cells sebesar 34,6%; resting cells sebesar 30,8%; dan supernatan sebesar 49%. Berdasarkan identifikasi fenotip dan genotip, isolat IJA3 merupakan spesies Klebsiella pneumonia.