Abstrak


Ornamen Keris Kanjeng Kyai Rapal, Signifikansi, dan Amplifikasinya dalam Keris-Keris Surakarta


Oleh :
Widodo Aribowo - T151808005 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini menyoroti keris Kanjeng Kyai Rapal, sebilah keris kerajaan (state kris) kontoversial koleksi Museum Keris Nusantara di Surakarta. Disebut kontroversial karena penampilan yang tidak biasa dan heroik karena dibuat di tengah larangan produksi keris oleh Pemerintah Kolonial.

Sekuen operasional yang dipilih sebagai titik tolak pengamatan adalah ornamen keris tersebut. Masalah penelitian: 1) Bagaimana visualisasi ornamen keris Kanjeng Kyai Rapal?; 2) Apa signifikansi ornamen keris Kanjeng Kyai Rapal dalam situasi sosiopolitik masa Surakarta awal?; 3) Bagaimana bentuk amplifikasi ornamen keris Kanjeng Kyai Rapal dalam keris-keris yang muncul setelahnya? Guna menjawab ketiga permasalahan berparadigma kritis tersebut metode penelitian yang dipilih adalah Semiotika Peirce khususnya dalam hal bagaimana melihat artefak sebagai objek interpretasi untuk memperoleh makna (to elicit meaning). Artefak sebagai teks visual memiliki keunikan karena tidak memerlukan perantara dalam menafsirkannya. Kajian interteks yaitu menjajarkannya dengan teks-teks lain akan menyajikan informasi yang lebih kaya. Salah satu artefak penting sebagai pembanding sekaligus petunjuk untuk menjawab teka-teki Kanjeng Kya Rapal adalah keris Kyai Rapal koleksi Rijks Museum Belanda.

Temuan penting penelitian ini menjawab permasalahan penelitian pertama yaitu bahwa Keris Kanjeng Kyai Rapal memvisualkan ornamen neologis dan kaligram anikonik. Permasalahan kedua dijawab melalui penjelasan situasi turbulensi sosiopolitik masa Surakarta awal dan respons simbolik melalui ornamen keris Kanjeng Kyai Rapal. Terdapat 3 respons: 1) kiasan satirik melalui ornamen neologisme; 2) retorika simbolik manunggaling kawula-gusti; 3) munculnya gaya Romantisme di Jawa. Permasalahan ketiga dijawab melalui penjelasan adanya amplifikasi ornamen berupa acuan piktorial keris Kanjeng Kyai Rapal oleh keris-keris Surakarta. keris-keris Surakarta secara tipologis yang mengamplifikasikan neologisme, keris Mangkubumen yang mengamplifikasikan modernitas, keris Naga Surakarta yang mengamplifikasikan ikonoklasme, dan keris-keris Panji yang mengamplifikasikan Romantisme. Secara hermeneutis penelitian ini menghasilkan proposisi bahwa keris Surakarta adalah heroik dan Islami karena menerapkan prinsip-prinsip anikonik secara taat.