Abstrak


Peranan kepanduan Hizbul Wathon ( HW ) dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1921-1943 di Yogyakarta


Oleh :
Arisa Kurniawan - C0503018 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK 2008. Penelitian ini adalah penelitian sejarah yang menguraikan peranan kepanduan Hizbul Wathon pada masa perjuangan kemerdekaan di kota Yogyakarta pada tahun 1921-1943. Kepanduan Hizbul Wathon merupakan organisasi kepanduan yang dibentuk oleh Muhammadiyah guna membina kader-kader muda Muhammadiyah agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik. Sebagai bagian dari Muhammadiyah, Hizbul Wathon selain mengajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepanduan juga mendidik para anggotanya dengan pendidikan agama. Hal ini bertujuan agar para anggotanya selain mahir dalam hal kepanduan juga mengerti tentang ilmu-ilmu agama. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah, 1) Faktor yang melatar belakangi berdirinya Hizbul Wathon di Yogyakarta. 2) Pertumbuhan dan perkembangan Hizbul Wathon dari tahun 1921-1943 di Yogyakarta. 3) Peranan Hizbul Wathon pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap. Tahap pertama adalah heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber sejarah melalui penelusuran dokumen, serta studi pustaka. Tahap kedua kritik, yaitu memeriksa keotentikan dan validitas sumber yang didapat. Tahap ketiga adalah interpretasi berupa penafsiran atas data sehingga memperoleh fakta-fakta sejarah. Tahap keempat adalah historiografi , yaitu menyajikan fakta-fakta yang diperoleh tersebut dalam bentuk tulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepanduan Hizbul Wathon sebagai bagian dari Muhammadiyah yang hidup dalam suasana perjuangan kemerdekaan, dimana pada saat itu kepanduan dijadikan sebagai alat politik. Selama masa perjuangan kemerdekaan terdapat dua kepentingan yang terkandung dalam kepanduan Hizbul Wathon yaitu pengembangan Muhammadiyah beserta ajarannya dan pengembangan kepanduan bumiputera yang berdasarkan nasionalisme Islam. Dengan demikian tujuan partisipasi politik Hizbul Wathon adalah menekan pemerintah Belanda atas kebijaksanaan kolonialnya. Sebagai konsekuensi corak partisipasi politiknya, Hizbul Wathon menghadapi konflik kepentingan, baik dengan kepanduan kebangsaan sekuler, maupun dengan pemerintah kolonial melalui NIPV. Akan tetapi bentuk partisipasi politik Hizbul Wathon pada saat itu belum bisa dianggap sebagai bentuk partisipasi politik yang aktif karena kita tahu kebijaksanaan Muhammadiyah itu sendiri menghindari politik praktis. Hal yang menarik dari Hizbul Wathon adalah sikap tegasnya untuk mempertahankan prinsip di tengah-tengah perkembangan dunia kepanduan pada saat terjadinya politisasi kepanduan, dan semakin meningkatnya proses integrasi kepanduan bumiputera. Hizbul Wathon merupakan agen pembaharuan dalam pemurnian pengamalan ajaran Islam milik Muhammadiyah.