Abstrak


Perkembangan majalah Suara Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1920-1942


Oleh :
Budi Purwani - C0503022 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK 2008. Penelitian ini mengangkat tema tentang pers Islam di masa pergerakan di Yogyakarta yang bernama Suara Muhammadiyah. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Latar belakang terbitnya majalah Suara Muhammadiyah di Yogyakarta.(2) Perkembangan majalah Suara Muhammadiyah di Yogyakarta antara tahun 1920-1942 (3) Peran majalah Suara Muhammadiyah di Yogyakarta sebagai media dakwah dan media perjuangan pada awal abad ke 20. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap, (1) Heuristik yaitu pengumpulan data. (2) Kritik yaitu meneliti data kemudian menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik. (3) Interpretasi yaitu menyimpulkan bahan-bahan yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan otentik. (4) Historiografi yaitu penulisan kisah sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan Suara Muhammadiyah adalah majalah yang diterbitkan oleh organisasi Muhammadiyah sejak tahun 1916. Sejarah perjalanan Suara Muhammadiyah antara tahun 1920-1942 dibagi dalam dua periodesasi. Periode pertama tahun 1920-1931, pada tahun ini Suara Muhammadiyah berkembang sebagai pers organisasi yang memiliki perhatian besar terhadap syiar agama Islam kepada umat Islam. Untuk mencukupi kebutuhan syiar Islam Suara Muhammadiyah memuat berbagai artikel yang mengandung unsur-unsur pendidikan, ajaran Islam, sosial, ekonomi dan pengetahuan umum. Periode kedua antara tahun 1932-1942. Pada periode kedua ini Suara Muhammadiyah dijadikan sebagai berita resmi organisasi Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah tetap berperan sebagai pers perjuangan di masa pergerakan. Dengan semangat pembaharuan Islam, Suara Muhammadiyah memberikan kontribusi dalam membangun mental dan spiritual umat Islam lewat artikel-artikelnya. Sikap dan sifat Suara Muhammadiyah pada masa pergerakan pada awalnya bersifat moderat jika ditempatkan vis a vis dengan pemerintah. Namun akhirnya majalah ini tidak bisa menghindarkan diri dari pembicaraan politik yang bermakna perjuangan bagi kebangsaan.