Abstrak


Citra Perempuan Mesir Sebagai Subaltern Dalam Cerpen Hadza Al-Yaumu Sayaji’u Karya Anis Manshur (Kritik Sastra Poskolonial)


Oleh :
Azizah Candra Dewi - B0517011 - Fak. Ilmu Budaya

Pada karya sastra poskolonial perempuan sering dikaitkan dengan isu-isu yang meminggirkan posisinya di ranah domestik maupun publik. Salah satunya dengan mencitrakan perempuan sebagai subaltern, yaitu suatu kelompok yang mengalami penindasan dan pembungkaman suara sehingga terwakilkan oleh dominasi kekuasaan. Berkaitan dengan hal tersebut, skripsi ini membahas citra perempuan Mesir sebagai subaltern dalam cerpen H?dza al-Yaumu Sayaj?’u karya An?s Mansh?r. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan citra perempuan Mesir dan mengungkapkan perempuan Mesir sebagai kelompok subaltern dalam cerpen tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu memusatkan masalah dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terkandung di dalamnya disusul dengan analisis data. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Kemudian, langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan terlebih dahulu citra perempuan Mesir kemudian menganalisis unsur subaltern pada citra perempuan Mesir yang terkandung di dalamnya. Adapun teori yang digunakan adalah teori kritik sastra poskolonial dari Gayatri Spivak mengenai subaltern.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan sebagai berikut. Pertama, terdapat empat citra perempuan Mesir dalam cerpen H?dza al-Yaumu Sayaj?’u, yaitu perempuan Mesir sebagai pihak inferior, perempuan Mesir berkepribadian buruk, perempuan Mesir terbatas haknya, dan perempuan Mesir sebagai objek kekerasan. Kedua, perempuan Mesir sebagai kelompok subaltern dikonstruksi oleh budaya patriarki. Selain itu, melalui narator, cerpen tersebut menunjukkan ideologi anti-subaltern, yaitu menghendaki perempuan Mesir merepresentasikan diri secara berbeda dari citra yang ditampilkan dalam cerpen.

Kata Kunci: cerpen H?dza al-Yaumu Sayaj?’u, citra perempuan, ideologi, poskolonial, subaltern.