Abstrak


Implikasi kebijakan pemerintah tahun 1957-1960 terhadap harian Abadi


Oleh :
Doni Barono - C0500021 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK 2008.Penelitian ini merupakan sebuah penelitian sejarah dan bersifat deskriptif yang berusaha mendeskripsikan tentang Implikasi Kebijakan Pemerintah Tahun 1957-160 Terhadap Harian Abadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang, (1)Konstelasi Politik pada masa demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin tahun 1957 hingga tahun 1960 (2) Latar belakang di keluarkannya kebijakan terhadap pers antara tahun 1957-1960 (3) Implikasi Kebijakan Pemerintah tahun 1957-1960 terhadap Harian Abadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yaitu menguji dan menganalisa secara kritis rekaman masa lampau. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data (heuristik), kritik sumber baik intern maupun ekstern, interpretatif serta historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan studi pustaka. Dari hasil pengumpulan data, kemudian data diinterpretasikan berdasarkan sebab-akibat. Pada masa tahun 1950 pers di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Hampir seluruh golongan maupun Partai Politik memiliki surat kabar/majalah. Akan tetapi kondisi tersebut pula pers sudah mengalami tekanan. Hingga pada tahun 1957 dengan di tetapkannya negara dalam keadaan bahaya yang di sebabkan oleh munculnya pemberontakan terhadap pemerintah pusat. Dengan di keluarkannya kebijakan tersebut maka pers mulai mendapat tekanan yang lebih berat dari sebelumnya. Kondisi tersebut semakin memuncak pada tahun 1960, sehingga menyebabkan beberapa suratkabar/ majalah harus gulung tikar, dan kalaupun masih berjalan tetap khawatir dengan pencabutan izin terbit yang dapat datang sewaktu-waktu berdasar keputusan penguasa perang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kondisi Indonesia yang dalam keadaan bahaya perang sangat memungkinkan untuk memunculkan peraturan atau kebijakan yang sifatnya mengekang. Hal tersebut suat hal yang wajar dimana tanpa tindakan keras maka sangat memungkinkan kondisi bahaya perang akan berlarut-larut menjadi disintegrasi bangsa. Kebijakan terhadap pers dalam kondisi bahaya perang mau tidak mau menyebabkan terbelenggunya kebebasan di dalam pers dalam menyampaikan berita. Tekanan yang dialami surat kabar menyebabkan beberapa surat kabar akhirnya harus berhenti dan kalaupun tetap terbit pun terbit dengan idealisme pemerintah. Keputusan Harian Abadi untuk berhenti terbit adalah disebabkan oleh idealisme yang cenderung berbeda dengan idealisme pemerintah.