Latar Belakang. Pola hidup yang kurang sehat memiliki pengaruh dalam terjadinya sindrom metabolik pada masyarakat Indonesia. Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala kelainan pada sistem kardiovaskuler dan metabolik. Hipertensi, obesitas, resistensi insulin, dan dislipidemia merupakan bagian dari sindrom metabolik. Dislipidemia memiliki beberapa kriteria, salah satunya yaitu peningkatan kadar LDL. Tumbuhan kurma telah dikonsumsi oleh banyak orang dan memiliki manfaat kesehatan. Biji kurma dapat diolah menjadi kopi biji kurma yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar LDL. Komponen kimia pada biji kurma (Phoenix dactylifera) seperti flavonoid, asam galat, dan pektin memiliki peran dalam regulasi kadar LDL.
Metode. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan control group design menggunakan pretest-posttest. Subjek penelitian yaitu tikus Wistar jantan berusia 8 minggu yang terbagi ke dalam 5 kelompok: 2 kelompok kontrol (kelompok sindrom metabolik (SM) dan kelompok normal (N)) dan 3 kelompok yang diberikan kopi biji kurma. Kelompok perlakuan diberikan pakan tinggi lemak dan injeksi aloksan. Kopi biji kurma dengan dosis 0,36 ml, 1,08 ml, dan 2,16 ml diberikan kepada tiga kelompok perlakuan selama 28 hari. Pengecekan darah pada tikus dilakukan untuk menguji kadar LDL dengan menggunakan metode spektrofotometri. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan metode ANOVA, Post Hoc, dan uji T berpasangan.
Hasil. Hasil pengukuran kadar LDL posttest didapatkan rerata kelompok N 107,5 mg/dl, kelompok SM 214,67 mg/dl, kelompok SM+0,36 96 mg/dl, kelompok SM+1,08 109,5 mg/dl, dan kelompok SM+2,16 108 mg/dl. Hasil uji Welch ANOVA didapatkan signifikansi p=0,000 (p<0>Simpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian kopi biji kurma (Phoenix dactylifera) terhadap kadar LDL pada tikus Wistar model sindrom metabolik.
Kata Kunci. Kopi biji kurma, LDL, sindrom metabolik.
