Abstrak
Perjalanan sukses Koes Plus tahun 1969-1980
Oleh :
Fanny Ardian - C0501035 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
2007. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu, (1) Bagaimanakah awal mula terbentuknya Koes Plus?, (2) Bagaimanakah Koes Plus dapat menjadi group band terkemuka di Indonesia pada periode 1969-1980?, dan (3) Bagaimanakah pengaruh kondisi sosial budaya di Indonesia pada tahun 1969-1980 yang mempengaruhi proses menciptakan lagu Koes Plus? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana awal mula terbentuknya Koes Plus, untuk mengetahui bagaimanakah Koes Plus dapat menjadi group band terkemuka pada periode 1969-1980, dan untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial budaya di Indonesia tahun 1969-1980 yang mempengaruhi proses penciptaan lagu Koes Plus.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Adapun sumber data primer berupa wawancara, diperoleh dari Koes Plus Fans Club yang ada di Jakarta, Solo, dan Jogjakarta. Sebagai sumber sekunder peneliti menggunakan, dokumen, arsip, artikel surat kabar, buku-buku, atau majalah yang memuat persoalan relevan atau berkaitan dengan tema. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif, dengan demikian penulis menggunakan analisa yang bersifat deskriptif-analitis dalam menceritakan laporan hasil penulisan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perjalanan karir Koes Plus dari tahun 1969 sampai 1980 tak ubahnya seperti roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Perjalanan mereka juga penuh tantangan dan cobaan. Akan tetapi semua itu tidak pernah menyurutkan langkah mereka untuk berkarir di dunia musik. Sejak awal karir, mereka sudah mendapat berbagai cobaan. Mulai dari tentangan dari sang ayah, pergantian nama band, bongkar pasang personel, dan permasalahan dengan perusahaan rekaman. Persoalan terbesar datang dari pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Sukarno. Aliran musik mereka yang dianggap sebagai perusak mental pemuda Indonesia, dilarang untuk dimainkan. Peraturan tersebut sempat membuat mereka harus mendekam dalam penjara Glodog. Setelah pemerintahan Sukarno jatuh, udara kebebasan mulai terasa lagi di Indonesia. Para seniman dan penikmat musik menjadi bebas mengekspresikan keinginan mereka. Aliran musik Koes Plus yang tadinya dilarang, kembali disukai, bahkan penggemar mereka semakin bertambah. Koes Plus pun kembali menjadi Group Band yang paling banyak penggemarnya pada masa itu. Sebagai group band yang paling terkenal dan banyak menghasilkan album, Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalty dan tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Bahkan, sampai sekarang mereka tidak pernah mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka sehingga kehidupan mereka pun tetap biasa-biasa saja. Tidak seperti para penyanyi atau pemusik masa kini yang gaya hidupnya mewah karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi atau pemusik cukup terjamin.