Abstrak


Novel Perempuan Kembang Jepun karya Lan Fang: sebuah pendekatan kritik sastra feminis


Oleh :
Endang Purwanti - C0203022 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK 2008. Penelitian ini mengangkat “Novel Perempuan Kembang Jepun Karya Lan Fang: Sebuah Pendekatan Kritik Sastra Feminis”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang tercermin dalam novel PKJ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang tercermin dalam novel PKJ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis. Alasan dipilihnya jenis pendekatan kritik sastra feminis karena adanya bentuk-bentuk ketidakadilan gender sehingga menimbulkan sikap perempuan untuk membebaskan diri dari ketidakadilan gender. Objek material penelitian ini adalah novel Perempuan Kembang Jepun karya Lan Fang dan objek formal penelitian ini adalah bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang tercermin dalam novel PKJ, yang meliputi latar belakang atau penyebab munculnya ketidakadilan gender dan cara yang dilakukan perempuan untuk membebaskan diri dari ketidakadilan gender. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Perempuan Kembang Jepun karya Lan Fang dengan tebal 284 halaman, diterbitkan oleh Gramedia pada Oktober 2006, sebagai cetakan pertama. Proses analisis data yang digunakan: (1) Reduksi data (2) Penyajian data (3) Penarikan simpulan yang menggunakan teknik induktif. Reduksi data, yaitu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara tertentu sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik. Penyajian data, yaitu menampilkan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan yang menggunakan teknik induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang tercermin dalam novel PKJ adalah marginalisasi terhadap perempuan, beban ganda terhadap perempuan, dan kekerasan terhadap perempuan. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang tercermin dalam novel PKJ tersebut, disebabkan oleh paham andosentris yang diwujudkan dengan kolonialisme Jepang, budaya Jawa, dan tokoh laki-laki yaitu Sujono. Cara perempuan untuk membebaskan diri dari bentuk ketidakadilan gender terwujud melalui sikap Lestari sebagai korban dari ideologi patriarki yang berawal dari trauma psikologis, sehingga ia memutuskan untuk tidak menikah. Sikap Matsumi untuk membebaskan diri dari ketidakadilan gender terwujud melalui tindakan Matsumi dengan meninggalkan Sujono dan kembali ke Jepang, kemudian menikah dengan Takeda. Sikap Sulis untuk membebaskan diri dari ketidakadilan gender terwujud melalui tindakan Sulis yang menentang ideologi patriarki yang disebabkan oleh tindakan Sujono terhadap Sulis.