Abstrak


Analisis Asesmen Psikomotorik Berdasarkan Taksonomi ANderson dan Krathwohl pada Buku Tematik Terpadu Kelas VI Tema 5 Wirausaha


Oleh :
Gilang Mahendrati - K7118104 - Fak. KIP

Gilang Mahendrati. K7118104. ANALISIS ASESMEN PSIKOMOTORIK BERDASARKAN TAKSONOMI ANDERSON DAN KRATHWOHL PADA BUKU TEMATIK TERPADU KELAS VI TEMA 5 WIRAUSAHA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Maret 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran asesmen psikomotorik berdasarkan Taksonomi Anderson dan Krathwohl yang terdapat di Buku Tematik Terpadu Kelas VI Tema 5 Wirausaha. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis isi dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian berupa sebaran asesmen psikomotorik yang dikategorikan sesuai tingkatan berdasarkan Taksonomi Anderson dan Krathwohl. Validitas instrumen menggunakan rumus Gregory. Sedangkan validitas data menggunakan peningkatan ketekunan dan triangulasi sumber. Sumber diperoleh dari buku guru dan buku siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran asesmen psikomotorik di Buku Tematik Terpadu Kelas VI Tema 5 Wirausaha menurut tingkatannya memperoleh hasil persentase sebesar 23,33% pada tingkat meniru (P1), sebesar 6,67% pada tingkat manipulasi (P2), sebesar 36,67% pada tingkat presisi (P3), sebesar 30% pada tingkat artikulasi (P4), dan sebesar 3,33% pada tingkat naturalisasi (P5). Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa asesmen psikomotorik tingkat presisi (P3) adalah yang paling banyak muncul di Buku Tematik Terpadu Kelas VI tema 5 Wirausaha dengan indikator pertama yang paling banyak. Sedangkan asesmen psikomotorik yang paling sedikit yaitu pada tingkat naturalisasi (P5). Asesmen tingkat presisi (P3) sangat dibutuhkan oleh siswa sekolah dasar khususnya pada kelas tertinggi untuk menunjang kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dituntut untuk mandiri. Jumlah asesmen yang tidak seimbang setiap tingkatannya menjadi bahan evaluasi dalam melaksanakan asesmen psikomotorik pada keterampilan tertentu. Sebaiknya jumlahnya seimbang agar dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bertahap dari tingkatan yang paling rendah ke yang paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan taksonomi psikomotorik menggambarkan sebuah proses perkembangan pada setiap tingkatannya.