Abstrak
Idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa jawa
Oleh :
Jungkung Murtiyoso - C0103027 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
2008. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah bentuk dan ciri-ciri idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa? (2) bagaimanakah makna idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa? dan (3) apakah fungsi idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk dan ciri-ciri idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa, (2) mendeskripsikan makna idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa, dan (3) mendeskripsikan fungsi idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian mencakup keseluruan idiom wacana politik pada media cetak berbahasa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Metode data penelitian berupa metode simak, yaitu metode pengumpulan data dengan menyimak dan mencatat penggunaan bahasa yaitu idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa. Metode analisis yang digunakan adalah pada tahap analisis data ini penulis menggunakan tiga metode yaitu (1) metode deskriptif, (2) metode padan, dan (3) metode distribusional.
Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, (1) bentuk dan ciri-ciri idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa ada dua, yaitu berbentuk frase dan klausa. Idiom berbentuk frase dengan ciri (a) bentuk idiom tersebut hubungan antarunsur komponennya sangat ketat sehingga tidak dapat disisipi dengan unsur lain, (b) susunan unsur-unsur pembentuk idiom tersebut tidak dapat dibalik, (c) salah satu unsur idiom tersebut tidak dapat dilesapkan tanpa mengubah makna, dan (d) maknanya tidak berdasarkan makna leksikal kata-kata tersebut sehingga tidak dapat diterangkan secara tegas. Sedangkan bentuk klausa dengan ciri (a) bentuk idiom tersebut hubungan antarunsur komponennya sangat ketat sehingga tidak dapat disisipi dengan unsur lain, (b) susunan unsur-unsur pembentuk idiom tersebut tidak dapat dibalik, (c) unsur-unsur idiom tersebut salah satunya tidak dapat dilesapkan tanpa mengubah makna, dan (d) maknanya tidak berdasarkan makna leksikal kata-kata tersebut sehingga tidak dapat diterangkan secara logis dan gramatikal. (2) makna idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa ada dua, yaitu (a) idiom umum adalah idiom yang secara semantis umum dipakai dan dapat digunakan dalam berbagai wacana, dan (b) idiom bahasa Jawa yang secara semantis benar-benar merupakan idiom politik dan tidak digunakan dalam wacana yang lain. (3) fungsi idiom dalam wacana politik pada media cetak berbahasa Jawa ada lima, yaitu (a) untuk pengaturan masyarakat dan pengorganisasian, (b) melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu, (c) untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan jabatan atau kekuasaan, (d) untuk menyatakan tindakan atau sikap politik, dan (e) menyatakan siasat atau taktik dalam berpolitik.