Simpang bersinyal Nonongan adalah salah satu simpang yang dipengaruhi dari sistem contra flow bus lane di Jalan Brigjen Slamet Riyadi. Dengan kenyataan tersebut penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kinerja transportasi dengan penambahan skenario apabila diterapkannya skenario double cycle dan skenario pedestrian guna meningkatkan kinerja simpang dimana kondisi jalan tersebut adalah jalan utama dan memiliki volume arus lalu lintasnya cukup tinggi. Skenario double cycle adalah pengaturan lampu lalu lintas dengan menghilangkan fase pendekat timur apabila kendaraan BST contraflow tidak memasuki simpang sedangkan skenario pedestrian adalah penambahan fase lampu merah untuk pejalan kaki yang akan menyeberang jalan.
Penelitian ini menggunakan program simulasi PTV VISSIM untuk memodelkan kondisi lalu lintas yang sesuai dengan kondisi lapangan. Survei volume lalu lintas yang dilakukan dengan pencacahan lalu lintas di persimpangan untuk mendapatkan data volume, komposisi kendaraan, dan distribusi pergerakan membelok kendaraan. Survei lain yang dilakukan juga berupa pengambilan data geometri jalan, waktu sinyal, waktu perjalanan, panjang antrian, dan kecepatan kendaraan. Pengambilan data dilakukan saat peak hour dan off peak hour. Pemodelan simpang dengan penambahan skenario ini menggunakan base model kondisi eksisiting yang sudah tervalidadi dan terkalibrasi.
Dari pemodelan dan analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk skenario double cycle menghasilkan nilai tundaan simpang yang lebih kecil dari kondisi eksisting dan skenario pedestrian, yaitu kondisi eksisting jika dibandingkan dengan skenario 1 mengalami perubahan lebih cepat sebesar 14%, dan jika kondisi eksisting dibandingkan dengan skenario 2 mengalami perubahan lebih lambat sebesar 79%. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk skenario double cycle dapat mengurangi lama tundaan akibat dari BST contraflow yang tidak memasuki persimpangan.
Kata kunci: PTV VISSIM, contraflow, Simpang Nonongan
