Abstrak


Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Permasalahan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IX SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022


Oleh :
Nur Wahida Saefaddina - K1316046 - Fak. KIP

ABSTRAK
Nur Wahida Saefaddina. K1316046. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS IX SMP NEGERI 16 SURAKARTA, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel. Kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis milik Facione dan kemampuan awal siswa digolongkan menurut kriteria penggolongan kemampuan awal milik Arikunto.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Prosedur pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah enam orang siswa kelas IX B SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2021/2022, yang terdiri dari dua orang siswa dengan kemampuan awal tinggi, dua orang siswa dengan kemampuan awal sedang, dan dua orang siswa dengan kemampuan awal rendah. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui tes tulis dan wawancara semi terstruktur. Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan awal tinggi dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel telah menguasai 5-6 indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facione yakni indikator interpretasi, analisis, evaluasi, inference, eksplanasi, dan self-regulation; (2) kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan awal sedang dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel telah menguasai 3-5 indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facione yakni indikator interpretasi, analisis, evaluasi, inference, dan self-regulation; (3) kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan awal rendah dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel hanya mampu menguasai 1-2 indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facione yakni indikator interpretasi dan analisis.

Untuk siswa dengan tingkat kemampuan awal rendah, guru dapat lebih memperkenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran berbasis konsep, lebih berfokus kepada pemahaman siswa mengenai konsep matematika yang sedang dipelajari sebelum memperkenalkan kepada siswa mengenai soal-soal HOTS. Untuk siswa dengan tingkat kemampuan awal sedang, dapat mulai diperkenalkan soal-soal HOTS untuk lebih merangsang kemampuan berpikir kritis siswa agar dapat meningkat. Untuk siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi, dapat dipertimbangkan penggunaan model pembelajaran RME agar siswa dapat mengkonstruk pemahaman siswa sendiri dan dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran. Model RME ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.