Abstrak


Evaluasi Kinerja Simpang Empat Tak Bersinyal Jalan Jendral Urip Sumoharjo – Jalan Surya – Jalan Sangihe, Kota Surakarta


Oleh :
Merlin Memayu - I8218019 - Sekolah Vokasi

Pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat mengakibatkan semakin meningkatnya pergerakan manusia dan barang. Kota Surakarta sebagai salah satu kota di Wilayah Provinsi Jawa Tengah yang pertumbuhannya sangat pesat di berbagai bidang diantaranya bidang industri, jasa, perdagangan dan lain-lain, sehingga mengalami berbagai permasalahan seperti masalah kemacetan. Salah satu simpang di Surakarta yang memerlukan evaluasi dan peningkatan kinerja adalah simpang empat tak bersinyal Bok Bolong yang merupakan pertemuan ruas jalan diantaranya Jalan Jendral Urip Sumoharjo, Jalan Surya dan Jalan Sangihe.
Perhitungan kinerja simpang tak bersinyal Bok Bolong berdasarkan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) tahun 1997. Data dalam pengamatan ini berdasarkan data primer yaitu data yang diambil secara langsung di lapangan, meliputi : data geometrik dan data arus lalu lintas. Hasil analisis digunakan sebagai dasar dalam menentukan alternatif solusi penanganan untuk meningkatkan kinerja simpang agar lebih optimal.
Hasil perhitungan kinerja simpang tak bersinyal Bok Bolong diperoleh nilai derajat kejenuhan 1,29 maka diusulkan alternatif solusi yaitu menutup ruas jalan Jendral Urip Sumoharjo dengan road barrier sehingga terdapat dua simpang tak bersinyal. Kinerja simpang setelah dilakukan penutupan ruas Jalan Jendral Urip Sumoharjo, didapatkan DS1 = 0,46; DS2 = 0,63; Peluang antrian1 = 9,55% - 22,24%; Peluang
antrian2 = 16,49% - 34,35%; Tundaan1 = 8,53 det/smp; Tundaan2 = 10,46 det/smp. Dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi tersebut dapat meningkatkan kinerja simpang tak bersinyal Bok Bolong. Biaya yang diperlukan untuk penanganan simpang sebesar Rp 512.000.000 dengan waktu pelaksanaan 13 hari.

Kata kunci: MKJI 1997, Simpang tak bersinyal, Simpang tak bersinyal Bok Bolong