Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui implementasi keterampilan abad 21 (6C) dalam pembelajaran daring pada mata kuliah Simulasi Bisnis di Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS, (2) mengetahui kendala implementasi keterampilan abad 21 (6C) dalam pembelajaran daring pada mata kuliah Simulasi Bisnis di Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS, dan (3) mengetahui bagaimana solusi terhadap kendala implementasi keterampilan abad 21 (6C) dalam pembelajaran daring pada mata kuliah Simulasi Bisnis di Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian diperoleh dari informan (Dosen Pengampu mata kuliah Simulasi Bisnis dan Mahasiswa Angkatan 2018 yang mengikuti pembelajaran Simulasi Bisnis), tempat dan peristiwa (di Prodi PAP FKIP UNS), dokumen dan arsip (peer assessment, foto atau video dari hasil tugas-tugas mahasiswa). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, analisis dokumen dan arsip. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Implementasi keterampilan abad 21 (6C) dibagi menjadi 3 yaitu (1) perencanaan diawali dengan dosen menyusun RPS untuk mendukung keberlangsungan pembelajaran, (2) pelaksanaan implementasi keterampilan 6C ditunjukkan dengan kegiatan diskusi kelompok, menciptakan video launching produk baru, presentasi progress report maupun rapat kantor, kolaborasi dengan kelompok lain dalam kegiatan praktik expo dan grand launching, kemudian dalam kelompok mengacu budaya gotong royong dan saling berkontribusi aktif menjaga hubungan dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas, dan (3) evaluasi dengan cara monitoring dosen pada saat pelaksanaan progress report dan peer assessment penilaian teman sejawat. Kendala-kendala yang ada sebagai berikut: (a) kurangnya keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada hal interpretasi informasi, (b) adanya miskomunikasi yang menyebabkan kebingungan, (c) kurangnya kerjasama dan tanggung jawab antar individu dalam kelompok, (d) kurangnya pengawasan dari dosen pada saat proses pembelajaran. Solusi untuk mengatasi kendala antara lain: (a) pemberian tugas pengamatan foto dan video pembelajaran (b) diskusi luring secara rutin oleh anggota kelompok, (c) saling bekerjasama dan memperbaiki hubungan yang professional, (d) pelaksanaan kontroling secara berkala.