Abstrak


Nilai-nilai Sosial dan Makna Filosofis dalam Tradisi Dhawuhan di Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan serta Relevansinya sebagai Materi Ajar di Sekolah Menengah Pertama.


Oleh :
Hanjani Murti Pratika - K4216033 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai sosial dan makna filosofis yang ada dalam tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan, desa Pakis, dan desa Bedagung Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan serta relevansinya sebagai materi ajar bahasa Jawa di SMP pada kompetensi dasar menelaah teks deskriptif tentang upacara adat daerah sesuai dengan karakteristik.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa wawancara. Teknik sampling yang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu dokukmentasi, wawancara, dan observasi. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah triangulasi sumber dan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan model analisis etnografi model Spradley.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) wujud makna filosofis tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan berdasarkan rangkaian kegiatan memiliki 5 makna filosofis dan wujud sesaji memiliki 12 makna filosofis; (2) wujud makna filosofis tradisi Dhawuhan di desa Pakis berdasarkan rangkaian kegiatan memiliki 3 makna filosofis; (3) wujud makna filosofis tradisi Dhawuhan di desa Bedagung berdasarkan rangkaian kegiatan memiliki 2 makna filosofis dan wujud sesaji memiliki 11 makna filosofis; (4) wujud nilai sosial tradisi Dhawuhan di tiga desa tersebut yakni: tolong-menolong, solidaritas, gotong-royong, dan komunikatif; (5) tradisi Dhawuhan yang dilaksanakan di tiga desa tersebut memiliki relevansi sebagai materi ajar di SMP karena memiliki empat aspek, diantaranya: aspek ketuhanan, aspek sosial, aspek kognitif, dan aspek keterampilan. Hasil dari penelitian ini setidaknya memberikan referensi bagi guru untuk mengajarkan tradisi di daerah sendiri dan mampu memotivasi siswa untuk lebih giat belajar mengingat mereka belajar secara langsung ketika tradisi tersebut dilaksanakan.