Abstrak


Keberlanjutan Produktivitas Kelapa Sawit pada Tanah Pasiran


Oleh :
Sri Gunawan - T651808003 - Sekolah Pascasarjana

Kelapa sawit (Elais gueneensis Jacq.) merupakan komoditas strategis perkebunan  di Indonesia dengan  luas mencapai 16,4 juta hektar. Perluasan cepat dan ketersediaan tanah subur semakin langka mendorong pengembangan perkebunan di tanah marginal. Spodosol soil (tanah pasiran) terluas ada di Kalimantan (1,7 juta hektar), sebagian merupakan areal perkebunan kelapa sawit. Tanah pasiran mempunyai struktur tanah lepas-lepas, kemampuan menahan air rendah, sehingga sangat peka terhadap pengaruh iklim terutama  kekeringan.
Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan keberlanjutan produktivitas kelapa sawit pada tanah pasiran melalui pengelolaan sumber bahan organik in situ. Sumber bahan organik yang dipergunakan adalah tandan kosong kelapa sawit dan Nephrolepis biserrata sebagai vegetasi bawah yang tumbuh alami.
Areal perkebunan kelapa sawit untuk penelitian ini adalah tanah pasiran yang ditata dalam satuan  blok (30 hektar) sebagai unit pengelolaan dengan tahun tanam 2004. Data sekunder terdiri atas data produksi (tonase produksi, jumlah dan berat tandan buah segar (TBS) selama 2011- 2018) yang digunakan untuk menentukan produktivitas; aplikasi tandan kosong 40 ton/ha/tahun dan pupuk anorganik selama 2008-2018 (sesuai rekomendasi), data iklim 2008-2018 (terdiri atas curah hujan, sebaran hujan, kelembapan udara, lama penyinaran, kecepatan angin dan suhu udara). Unit penelitian adalah 3 blok untuk masing-masing perlakuan berikut: tanah pasir, tanah pasir + N. biserrata, mineral, mineral + N. biserrata. Aplikasi tandan kosong kelapa sawit sebanyak 40 ton/ha/tahun untuk semua blok penelitian, di piringan selama Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan di gawangan mati selama Tanaman Menghasilkan (TM), disamping dosis pupuk sesuai rekomendasi.  N. biserrata berasal dari vegetasi alami di bawah pohon kelapa sawit.
Analisis sifat fisik dan kimia tanah pasiran, mencakup kadar lengas, N, P total dan tersedia, pH tanah, C organik dan produksi biomassa vegetasi bawah N biserrata. Komparasi dan pengaruh perlakuan tersebut serta pengaruh iklim terhadap produktivitas pada perlakuan tersebut masing-masing ditentukan dengan korelasi dan regresi mempergunakan Minitab versi 19, SPSS  dan Excell.
Peranan sumber bahan organik untuk memperbaiki pertumbuhan karakter agronomi kelapa sawit diteliti pada tanah pasiran maupun tanah mineral. Dalam hal ini, diteliti kerapatan populasi N. biserrata yang berdasarkan observasi awal ditentukan tingkat kerapatan tersebut menjadi jarang, sedang dan rapat yang masing-masing kategori ini diwakili 82 pohon untuk setiap blok, sehingga ada  246 sampel untuk tanah pasiran dan 246 sampel untuk tanah mineral. Karakter agronomi diamati bulanan sebanyak 3 kali. Peranan bahan organik tersebut diindikasikan oleh kandungan air tanah musim kemarau dan hujan pada kedalaman 30, 60, dan 90 cm dari permukaan tanah, sifat  kimia tanah pasiran pada kedalaman 0-15 dan 15-30 cm dari permukaan tanah, biomassa dan kandungan hara jaringan N. biserrata. Pengaruh kerapatan dan karakter agronomi kelapa sawit ditentukan dengan analisis korelasi dan regresi mempergunakan Minitab 19 dan Excell.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit pada tanah pasiran rentan terhadap pengaruh curah hujan. Observasi selama 10 tahun (2008-2018) menunjukkan kisaran unsur iklim tahunan berikut: curah hujan (2.792-5.624 mm), hari hujan (91-214 hari), kelembapan udara (82,4-86,6%), lama penyinaran (4,9-5,2 jam/hari), kecepatan angin (0,8-0,9 m/detik), dan suhu udara (26,9-27,7oC). Kondisi semua unsur tersebut telah memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit, kecuali curah hujan yang melebihi kisaran optimum (1.750-2.500 mm/tahun). Status air tanah merupakan fungsi dari curah hujan dan tanah, sehingga meskipun semua unsur iklim terpenuhi, tanah pasiran rentan terhadap pengaruh iklim, seperti yang sering kali dialami perkebunan kelapa sawit dewasa ini.
Aplikasi tandan kosong dan vegetasi bawah N. biserrata dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit tanah pasiran mendekati tanah mineral dengan perlakuan sumber bahan organik yang sama. Kedua sumber bahan organik ini dapat mengurangi pengaruh buruk defisit air pada tanah pasiran maupun tanah mineral. Selama TM remaja, defisit air tidak mempengaruhi berat TBS; produktivitas (tonase panen) dan jumlah TBS sangat dipengaruhi oleh defisit air yang terjadi sebelumnya dengan pola jeda waktu yang konsisten. Jeda waktu pengaruh curah hujan, sebaran hari hujan, intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan suhu udara terhadap produktivitas dan jumlah TBS berturut-turut adalah  -18, -30, -14, -(21-22), dan -18 bulan.
Populasi alami N. biserrata di perkebunan kelapa sawit  lebih rapat pada tanah mineral daripada tanah pasiran. Jenis pakuan ini dapat memperbaiki pertumbuhan kelapa sawit pada tanah pasiran seperti ditunjukkan oleh tinggi pohon, lingkar batang dan berat akar. Kerapatan vegetasi bawah ini mempunyai hubungan erat dengan berat segar akar kelapa sawit pada tanah pasiran maupun mineral. N. biserrata menghasilkan biomassa 15,7 ton/ha/tahun, dengan biomassa akar mencapai 11,5 ton/ha/tahun dan berkontribusi 5,4?dangan C tanah; kandungan N, P, dan K jaringan 4,3; 0,4 dan 5%. Tandan kosong dan N. biserrata dapat meningkatkan pH, N total, P tersedia, dan KPK tanah pasiran sampai kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Kedua sumber bahan organik ini dapat meningkatkan kandungan air tanah pasiran hingga kedalaman 90 cm (zona perakaran kelapa sawit) pada musim kemarau maupun musim hujan.  N. biserrata menjadi sumber bahan organik yang menjadi amelioran utama dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit di tanah pasiran.
Kebaruan yang dihasilkan penelitian ini adalah :
1.    Penentuan pola time-lag (jeda waktu) yang konsisten antara pengaruh beberapa unsur iklim (CH -lag 18 bulan, HH -lag 30 bulan, LP -lag 14 bulan, KA -lag (21-22), suhu -lag 18 bulan) terhadap produktivitas (tonase panen dan jumlah TBS) kelapa sawit pada tanah pasiran dengan pengelolaan sumber bahan organik tandan kosong kelapa sawit yang disinergikan dengan  N. biserrata.
2.    Penemuan the best management practices perkebunan kelapa sawit di tanah pasiran melalui aplikasi tandan kosong kelapa sawit 40 ton/ha/tahun yang disinergikan dengan vegetasi bawah N. biserrata mampu memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah pasiran dan dapat meningkatkan karakter agronomi yang berkontribusi terhadap stabilitas dan keberlanjutan produktivitas kelapa sawit di tanah pasiran.