Abstrak


Implementasi Modal Sosial Masyarakat Nelayan di Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal


Oleh :
Dede Ayu Andika Putri - H0416017 - Fak. Pertanian

Indonesia merupakan salah satu negara maritime di dunia dengan kekayaan sumberdaya laut yang melimpah. Produksi perikanan di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 7,53 juta ton per tahun. Meskipun tergolong tinggi akan tetapi kehidupan masyarakat nelayan terutama nelayan kecil selalu identik sebagai masyarakat yang miskin. Salah satu wilayah di Indonesia yang masyarakatnya masih banyak bekerja sebagai masyarakat nelayan terutama nelayan kecil adalah Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Masyarakat nelayan di Kelurahan Muarareja tergolong aktif berpartisipasi dalam suatu jaringan kelompok. Salah satu jaringan kelompok tersebut bernama Kelompok Usaha Bersama. Partisipasi dalam jaringan merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam modal sosial. Modal sosial dapat diartikan sebagai modal dalam masyarakat yang bersumber dari hubungan sosial masyarakat dalam jaringan kelompok sehingga menimbulkan rasa saling percaya dan norma-norma untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan, mengetahui kemiskinan yang terjadi serta untuk menemukan modal sosial yang diimplementasikan oleh masyarakat nelayan di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dan penentuan informan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Metode analisis data menggunakan metode miles dan huberman serta validasi data menggunakan metode triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data.
Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat nelayan di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal dapat digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan penguasaan alat tangkap, alat tangkap yang digunakan serta kapasitas teknologi, orientasi pasar, dan karakteristik hubungan produksi. Pendidikan nelayan masih rendah karena mereka sudah menjadi nelayan sejak kecil untuk membantu perekonomian keluarga. Hubungan nelayan dengan tengkulak hanya sebatas rekan kerja. Pendapatan nelayan sifatnya fluktuatif dan tidak bisa diprediksi sesuai dengan keadaan alam. pendapatan sampingan diperoleh dari bantuan istri dan usaha lain dari nelayan. Teknologi yang dimiliki meliputi perahu, mesin, dan alat tangkap. Kemiskinan yang terjadi meliputi kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan alamiah. Adapun modal sosial yang ditemunkan adalah partisipasi dalam jaringan, rasa saling percaya, nilai-nilai budaya lokal, kearifan lokal, rasa empati, resiprositas, semangat gotong-royong, tindakan pro aktif dan solidaritas.