Senjie Nuraini. B0218057. 2022. “Analisis Wacana Kritis dalam Wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter”. Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui mengenai keberpihakan penulis dalam wacana berjudul Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter. Selain itu, dalam wacana tersebut terdapat beberapa kata dan frasa yang saling bertentangan satu sama lain.
Penelitian ini membahas dua permasalahan, yakni: (1) Bagaimana struktur teks (mikro, superstruktur, dan makro) dalam wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter? dan (2) Bagaimana konteks dan kognisi sosial yang terdapat dalam wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter?
Tujuan dari penelitian ini mencakup dua hal, yaitu: (1) Mendeskripsikan struktur teks (makro, superstruktur, dan makro) dalam wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter dan (2) Mendeskripsikan konteks dan kognisi sosial dalam wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Sumber data yang digunakan adalah wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan adalah menggunakan metode padan.
Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa (1) struktur teks dalam wacana Tak Ada yang Lebih Tabah dari Acne Fighter yang ditulis oleh Soffya Ranti terdapat sebanyak 90 data dan (2) Pada konteks sosial, penulis memiliki kekuasaan dan akses untuk memengaruhi orang lain dan mengutarakan opininya. Kognisi sosial pada wacana ini meliputi pengetahuan, opini dan sikap, serta ideologi dari penulis. Penulis menyatakan keberpihakannya pada para pejuang jerawat.