ABSTRAK Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan program yang dilaksanakan oleh penyuluh Kantor KB Kabupaten Klaten, yang bertujuan meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penyuluhan Program Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap peningkatan pengetahuan reproduksi bagi siswa SMK Muhammadiyah 2 Wedi dan SMK Kristen 5 Klaten dilihat dari konteks, input, proses, hasil dan dampak terhadap masyarakat (terutama peserta penyuluhan) dan pelaksana program itu sendiri (penyuluh KRR Kantor KB). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penyuluhan Program KRR tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi evaluasi dengan model CIPP. Model ini dikembangkan oleh Daniel L Stufflebeam dari Ohio University Amerika Serikat dengan 4 sasaran penilaian yati penilaian konteks, input, proses dan produk. Pendekatan kualitatif digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa kata-kata dalam kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisa melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta diversifikasi untuk memperoleh kemantapan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan program KRR yang dilaksanakan bagi siswa SMK Muhammadiyah 2 Wedi dan SMK Kristen 5 Klaten ini cukup efektif, sehingga pengetahuan peserta penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dan masalah kenakalan remaja lainnya dapat meningkat meskipun sedikit. Kesimpulan ini diambil berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap beberapa hal. Penilaian konteks berdasarkan pada latar belakang, tujuan, dan sasaran program. Penilaian input meliputi software (pelaksana program) dan hardware (dana dan sarana) yang digunakan dalam pelaksanaan program tersebut. Penilaian software menunjukkan bahwa 2 orang penyuluh KRR memenuhi kualifikasi dan sangat potensial sebagai pelaksana program yang baik. Dana program masih perlu ditingkatkan sedangkan sarana yang tersedia sudah cukup memadai. Penilaian proses menunjukkan bahwa proses penyuluhan KRR sudah cukup baik, yaitu dengan memberikan informasi seputar kesehatan reproduksi dan masalah kenakalan remaja lainnya. Meskipun hasil yang diraih belum tercapai secara optimal, penilaian produk pada program KRR ini cukup baik dan bermanfaat untuk bekal remaja dalam kehidupannya kelak. Meskipun dampak program pada perubahan perilaku peserta penyuluhan belum tercapai dengan baik, namun program KRR ini sudah mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi KRR bagi remajanya dan juga berdampak bagi penyuluh KRR sendiri. Untuk proses pengembangan dan perbaikan program KRR, sebaiknya pelaksana program mulai membenahi teknik komunikasi penyuluhan dan memanfaatkan sarana secara maksimal sehingga hasil yang dicapai juga meningkat. Kantor KB juga harus memperhatikan proses kontinyuitas penyuluhan KRR di beberapa sekolah.