Listrik sangat berperan penting bagi kehidupan umat manusia. Kebutuhan akan listrik yang semakin meningkat, membuat pemerintah memanfaatkan sumber energi terbarukan sebagai pembangkit energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan pembangkit listrik dengan skala kecil, yang memanfaatkan aliran air sungai, aliran irigasi, atau air terjun alami sebagai sumber penghasil energi dan memiliki kapasitas sekitar 5kW–100kW. Lokasi penelitian berada di daerah aliran sungai Tirtosari, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dalam pembangunan PLTMH dilakukan analisis kelayakan hidrologi dan analisis potensi benefit PLTMH. Analisis hidrologi bertujuan untuk mengetahui besarnya debit andalan (Q35, Q50, Q80) dan debit banjir periode ulang yang akan digunakan untuk menghitung potensi daya dan energi listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTMH.
Perhitungan debit andalan menggunakan metode Mock dan NRECA yang kemudian digambarkan dalam bentuk grafik FDC. Lalu dipilih debit yang lebih besar untuk mendapatkan perhitungan potensi energi secara maksimal. Debit andalan Q35 sebesar 0,8420 m3/det mampu menghasilkan daya sebesar 27.1084 kW selama 24 jam, Q50 sebesar 0,7627 m3/det mampu menghasilkan daya sebesar 24.555 kW selama 24 jam, dan Q80 sebesar 0,6334 m3/det mampu menghasilkan daya sebesar 20.3919 selama 24 jam.
Perhitungan debit puncak periode ulang menggunakan metode HSS Snyder dan pemodelan HEC-HMS dengan menggunakan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan. Potensi benefit yang didapat dari PLTMH dalam durasi waktu 1 tahun diperkirakan untuk debit andalan Q35 mampu menghasilkan Rp. 260.152.859,47. Debit andalan Q50 mampu menghasilkan Rp. 235.448.032,33. Debit andalan Q80 mampu menghasilkan Rp.195.798.351,55. Energi listrik debit andalan (Q35, Q50, Q80) berada pada range debit puncak periode ulang 2 tahun, yang artinya setiap 2 tahun harus dilakukan evaluasi dan maintenance terhadap PLTMH.