;

Abstrak


Kajian Stilistika dalam Sêrat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata Koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka


Oleh :
Mila Indah Rahmawati - S111808004 - Fak. Ilmu Budaya

ABSTRAK Mila Indah Rahmawati. S111808004. 2022. Kajian Stilistika dalam Sêrat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata Koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka. Tim Pembimbing: Prof. Dr. Wakit Abdullah Rais, M.Hum. (Pembimbing I) dan Dr. Prasetyo Adi Wisnu Wibowo, S.S., M.Hum. (Pembimbing II). Program Studi Ilmu Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penelitian ini membahas tentang analisis kekhasaan kebahasaan di dalam Sêrat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata Koleksi Perpustakaan Pura Mangkunegara, Surakarta. Permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini meliputi: (1) kekhasan pemanfaatan kebahasaan yang berupa bunyi-bunyi bahasa, proses morfologis, diksi, dan majas yang dipergunakan oleh Raden Panji Natarata; (2) kekhasan pemanfaatan citraan yang dipergunakan oleh Raden Panji Natarata; dan (3) korelasi kekhasaan pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan, citraan, serta penggunaan pola metrum têmbang macapat dalam Sêrat Bayanullah terhadap pola pikir Raden Panji Natarata dengan misi dakwah yang dilakukannya. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa karya sastra Jawa berbentuk puisi atau têmbang yang berjudul Sêrat Bayanullah yang ditulis oleh Raden Panji Natarata, yakni berbentuk naskah cetak koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka Istana Mangkunegaran Surakarta dengan nomor katalog A-393. Teknik dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka, dengan metode simak dan catat. Adapun analisis datanya menggunakan metode padan dan agih. Sementara itu, hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal. Berdasarkan hasil penelitian, kajian stilistika dalam Sêrat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata Koleksi Perpustakaan Pura Mangkunegara meliputi pemanfaatan asonansi (purwakanthi guru swara), aliterasi (purwakanthi guru sastra), dan sajak berkait (purwakanthi lumaksita). Pemanfaatan bunyi-bunyi tersebut menciptakan keestetisan bahasa dalam Sêrat Bayanullah. Selain itu, struktur morfologis yang cenderung tampak berupa kata-kata beragam literer atau arkhais. Dalam hal pilihan kata, Raden Panji Natarata cenderung menggunakan diksi-diksi yang bernuansa ketasawufan sehingga sesuai dengan misi dakwah yang diembannya. Sementara itu, Raden Panji Natarata juga cukup intens memanfaatkan gaya bahasa figuratif yang berupa majas simile dan pemanfaatan citraan yang paling menonjol ialah citraan penglihatan. Sebagai karya sastra yang memuat isi dakwah, Raden Panji Natarata memanfaatkan hampir semua metrum têmbang macapat, kecuali têmbang Durma. Hal tersebut disebabkan watak atau karakter têmbang Durma yang cenderung keras sehingga kurang cocok jika digunakan sebagai media dakwah. Pemanfaatan unsur-unsur kebahasaan yang tampak dalam Sêrat Bayanullah ini menunjukkan pola pikir dan karakteristik Raden Panji Natarata sebagai seorang budayawan dan panatagama.