Pertumbuhan ekonomi diukur melalui pembangunan manusia, yang dapat dilihat dari tingkat kualitas hidup manusia di setiap negara. Keberhasilan pembangunan kualitas hidup masyarakat/penduduk dapat diukur dengan salah satu indikator penting yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Bagi Indonesia, IPM adalah data strategis yang digunakan untuk pengalokasi yang menentukan Dana Alokasi Umum (DAU) dan sebagai ukuran kinerja pemerintah. Keberhasilan pembangunan manusia tidak terlepas dari capaian pemerintah yang berperan dalam merumuskan peraturan demi terwujudnya ketertiban masyarakat.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Perempuan sebagai Tenaga Profesional, Angka Kesakitan/Morbiditas, dan Penduduk Miskin terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data panel dari tahun 2015-2020, yang terdiri dari 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Data yang didapat dari laporan tahunan BPS. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel yang merupakan gabungan data time series dan cross section, dengan metode terbaik yang digunakan pada penelitian ini adalah random effect model. Hasil penelitian ini menunjukan variabel perempuan sebagai tenaga profesional dan angka kesakitan/morbiditas tidak berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia, sedangkan penduduk miskin berpengaruh negatif terhadap Indeks Pemabngunan Manusia.