Abstrak


An Exploratory Case Study on Pronunciation Teaching Practice in Emergency Remote Teaching


Oleh :
Aina Khoirida - K2217006 - Fak. KIP

Terlepas dari pentingnya, latihan pengucapan mendapat porsi kecil dalam pengajaran EFL. Masalah ini telah menarik para peneliti untuk menyelidiki bagaimana praktik pengucapan dilakukan dalam konteks EFL dan tantangan apa yang ada. Hasil dari investigasi telah memberikan wawasan yang berguna tentang apa yang terjadi di ruang kelas EFL. Namun, dengan merebaknya pandemi global yang memaksa migrasi besar-besaran ke pengajaran jarak jauh darurat (ERT), masih belum jelas bagaimana praktik pengucapan dilakukan. Studi eksploratif ini mencoba menjelaskan masalah tersebut. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan praktik pengucapan selama ERT dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh para guru. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, penyelidikan difokuskan hanya pada salah satu aspek pengucapan, yaitu akurasi. Data dikumpulkan melalui analisis dokumen, observasi non-partisipatif, kuesioner, dan wawancara mendalam setelah mendapatkan persetujuan dari dua guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif. Studi ini mengungkapkan bahwa selama ERT, praktik pengucapan menerima sebagian kecil perhatian seperti yang ditemukan oleh studi sebelumnya. Rata-rata waktu yang dialokasikan adalah 10?ri total durasi pembelajaran. Sebagian besar pelatihan akurasi dilakukan dengan pola kegiatan yang sama, yaitu membaca nyaring, mendengarkan-dan-menirukan, dan umpan balik korektif guru sebagai respons dari kesalahan siswa. Dilaksanakan saat ERT, pelatihan ketepatan pengucapan mengalami beberapa kendala dan yang paling menonjol adalah terkait dengan koneksi internet. Koneksi internet yang buruk dapat menjadi bencana bagi pelatihan akurasi karena menerapkan pembelajaran sinkron atau mengunggah dan mengunduh audio/video memerlukan koneksi internet yang baik dan kuat. Masalah lainnya adalah kurangnya keterlibatan siswa untuk belajar karena perbedaan sensasi dan kegembiraan dengan pembelajaran tatap muka. Manajemen waktu yang baik juga harus dilakukan guru karena durasi jam pelajaran yang lebih pendek di ERT. Ketidaktersediaan rubrik penilaian pengucapan yang sesuai dan jumlah siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak pun menjadi masalah yag dihadapi guru saat menilai pengucapan siswa. Ini menyiratkan bahwa diperlukan persiapan yang memadai dalam menerapkan instruksi akurasi pengucapan, selain dari materi itu sendiri. Diperlukan adanya perencanaan dan penempatan latihan pengucapan dengan hati-hati dan tepat ketika ada kesempatan untuk pertemuan sinkron. Selain itu, guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar siswa dari jarak jauh karena tidak hanya memindahkan kelas tatap muka ke ERT. Hal ini menjadi pengingat pagi para pendidik untuk terus mengeksplorasi teknologi guna meningkatkan pengajaran bahasa asing.

Kata kunci: Emergency Remote Teaching, akurasi pengucapan, latihan pengucapan