Abstrak


Eksistensi Taman Balekambang Surakarta Dalam Pelestarian Seni Budaya Jawa


Oleh :
Irma Dwi Rachmawati - K4417040 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) alih fungsi Taman Balekambang Surakarta dari tempat bersantai keluarga Mangkunegaran menjadi tempat rekreasi umum dan pagelaran seni budaya, (2) upaya UPT Kawasan Wisata dalam peletarian seni budaya Jawa di Taman Balekambang Surakarta, (3) faktor pendukung dan penghambat pelestarian seni budaya Jawa di Taman Balekambang Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi data dan metode. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Taman Balekambang Surakarta  merupakan taman peninggalan swapraja Mangkunegaran yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII dan resmi di buka pada 26 Oktober 1921 sebagai manifestasi rasa cintanya kepada kedua putri tertua beliau yaitu Partini dan Partinah, pada awal berdirinya Taman Balekambang difungsikan sebagai tempat bersantai keluarga dan kerabat Mangkunegaran dan setelah kemerdekaan mulai dibuka untuk masyarakat umum sebagai tempat hiburan dengan pagelaran seni budaya dan event-event menarik. (2) Pelestarian seni budaya di Taman Balekambang Surakarta meliputi; penyelenggaran pagelaran, kemitraan dengan kelompok seniman, menjadi tempat belajar kesenian, promosi seni budaya lewat media sosial dan media cetak. (3) Faktor pendukung pelestarian seni budaya di Taman Balekambang Surakarta terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi; peran lansung pemerintah selaku pengelola, peran seniman, harga tiket terjangkau, tata letak strategis, sedangkan faktor eksternal yaitu partisipasi masyarakat. Faktor Penghambat pelestarian terdiri dari faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi; anggaran terbatas dan kurangya SDM. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat pada kurangnya minat masyrakat dalam belajar dan mewarisi seni budaya.

Kata kunci: Cagar Budaya, Pelestarian seni budaya