;

Abstrak


Assessment Of Current Solid Waste Management Practices, Community Perceptions, And Contributions In The City Of Kigali, Rwanda


Oleh :
Fidele Iraguha - A132008010 - Sekolah Pascasarjana

Perkembangan sosial ekonomi, urbanisasi, tingkat populasi yang tidak terkendali, dan standar hidup yang lebih tinggi di daerah perkotaan menyebabkan jumlah dan variasi sampah padat meningkat. Hal ini dapat merusak lingkungan perkotaan, dapat mempengaruhi sumber daya alam, dan akan menyebabkan masalah pada kesehatan. Tempat pembuangan sampah menjadi perhatian bagi Negara Rwanda, khususnya di Kota Kigali, dan merupakan sumber polusi yang signifikan di udara, air, dan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai praktik pengolahan sampah saat ini di Kota Kigali dan mengevaluasi sikap, partisipasi, dan persepsi masyarakat setempat dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini menggunakan metode campuran. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, melakukan wawancara dengan masyarakat, dan menghubungi perusahaan yang mengumpulkan dan mendaur ulang sampah, lembaga pemerintah, dan sumber lain seperti survei dan laporan rumah tangga nasional. Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dan persepsi pribadi sangat penting saat terlibat dalam praktik pengelolaan sampah dan terdapat undang-undang serta peraturan WM yang diterapkan dengan buruk. Masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dengan membayar biaya yang sesuai berdasarkan kategorisasi kelas sosial mereka (Ubudehe). Biaya berkisar dari 1000Rwf (USD1.2) sampai 5000Rwf (USD6) setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah yang dapat didaur ulang sebagian besar diambil oleh pemulung sektor informal yang peran dan kontribusinya jarang diperhatikan. Semua warga diharapkan untuk bergabung selama hari Umuganda, membersihkan jalan, dan mengumpulkan sampah. Kota Kigali belum cukup melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat, kurangnya keterampilan organisasi, kurangnya pengumpulan sumber daya lokal yang efektif, undang-undang yang ketinggalan zaman, dan kurangnya komitmen di daerah perkotaan.