Abstrak


Nilai Religius dalam Antologi Geguritan Sesanti Tedhak Siti Karya Iman Budhi Santosa (Analisis Strata Norma Roman Ingarden)


Oleh :
Ichsanudin Ahmad - B0118025 - Fak. Ilmu Budaya

Ichsanudin Ahmad. B0118025. 2022. Nilai Religius dalam Antologi Geguritan “Sesanti Tedhak Siti” Karya Iman Budhi Santosa (Analisis Strata Norma Roman Ingarden). Skripsi: Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah struktur geguritan Sesanti Tedhak Siti karya Iman Budhi Santosa berdasarkan teori analisis Strata Norma Roman Ingarden? (2) Bagaimanakah bentuk-bentuk nilai religius yang terdapat pada antologi geguritan Sesanti Tedhak Siti? (3) Bagaimanakah implementasi nilai religius dalam kehidupan sehari-hari?. Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan struktur naskah antologi geguritan Sesanti Tedhak Siti karya Iman Budhi Santosa yang meliputi lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis metafisis, (2) Mengungkapkan bentukbentuk nilai religius yang terdapat pada antologi geguritan Sesanti Tedhak Siti, (3) Menjelaskan bentuk-bentuk implementasi nilai religius dalam kehidupan seharihari seperti beribadah, sikap optimis, ikhlas, dan sabar dalam menghadapi cobaan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah antologi geguritan Sesanti Tedhak Siti. Data dalam penelitian ini adalah struktur geguritan, nilai religius, dan bentuk implementasi nilai religius. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis isi dan teknik wawancara. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yaitu interaksi dengan tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Lapis bunyi yang meliputi asonansi bunyi /a/, /i/, /u/, /e/, /é/, dan /è/. Kemudian aliterasi bunyi meliputi /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /s/, /t/, dan /w/. Bunyi-bunyi vokal dan konsonan tersebut mengalami pengulangan yang memberikan penekanan khusus, pempermudah pembaca dalam memahami puisi, serta menambah unsur keindahan (estetika) dalam berpuisi. Terdapat repetisi anafora, mesodiplosis, dan tautotes. Lapis arti menunjukkan realita kehidupan manusia yang dapat diartikan melalui cobaan hidup yang dialami oleh tokoh dalam puisi yang umumnya bersifat keduniawian. Lapis objek yang mendominasi tokoh si aku penulis. Lapis dunia menyatakan perilaku masyarakat Jawa. (2) Nilai religius yang terkandung meliputi persepsi manusia tentang Tuhan, persepsi manusia tentang kehidupan, persepsi manusia tentang nasib, persepsi manusia tentang kematian. (3) Implementasi nilai religius berdasarkan keempat persepsi tersebut dalam kehidupan sehari-hariseperti; melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama keyakinan, toleransi antar sesama umat manusia, menghargai sesama umat manusia, bersyukur atas segala nikmat, bertaqwa, berserah diri dan bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan.