Parasit gastrointestinal merupakan penyakit yang banyak menyerang hampir semua hewan termasuk kerbau. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keberadaan parasit gastrointestinal pada kerbau di kabupaten Klaten. Metode yang dilaksanakan yaitu survei untuk memperoleh sampel feses segar dan pengujian laboratorium. Sampel feses yang digunakan berasal dari 18 ekor kerbau yang dipilih dari 30 peternak dengan teknik penentuan sampel purposive sampling. Uji Laboratorium dilakukan dengan teknik uji apung, uji natif dan uji sedimentasi. Faktor risiko infestasi dianalisis dengan mengobservasi sejumlah variabel yaitu keberadaan parasit gastrointestinal, pemberian obat cacing, umur ternak, kebersihan kandang, sistem pemeliharaan kerbau dan tingkat pemahaman peternak. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mendeteksi 50% sampel positif terinfestasi parasit. Data kerbau positif berdasarkan jenis infestasi diperoleh 66,7% single infestasi dan 33,3% multi infestasi. Faktor risiko sistem penggembalaan intensif maupun semi intensif dan umur ternak 1-2 tahun maupun lebih dari 2 tahun memperoleh nilai persentase sampel positif sejumlah 50?ri setiap kategori. Persentase kerbau positif pada kategori sampel tanpa pemberian obat cacing lebih tinggi dari kategori sampel yang diberikan obat cacing. Analisis faktor risiko kebersihan kandang menunjukkan 71,42% sampel kerbau positif pada kandang yang dibersihkan 2-3 hari sekali dan 66,7% pada kandang yang dibersihkan 1 kali sehari sedangkan pada kandang yang dibersihkan >1 kali sehari sampel kerbau positif tidak ditemukan. Kerbau terinfestasi ditemukan lebih banyak pada peternak yang tidak paham mengenai penyakit cacingan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar dalam upaya peningkatan kesehatan kerbau di kabupaten Klaten sehingga kasus parasit gastrointestinal pada ternak kerbau dapat ditekan.