Rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini masih 87%. Hal itu berarti masih ada 8,5 juta penduduk atau setara 2500 desa yang belum mendapatkan aliran listrik. Indonesia memiliki banyak potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti energi air. Kapasitas 7 GW dari EBT 66% di antaranya dari PLTA. Pembuatan pembangkit listrik skala pico-hydro dapat menjadi alternatif yang murah. Pico-hydro dapat diterapkan pada saluran irigasi, sehingga dapat menghasilkan energi listrik skala kecil. Salah satu jenis turbin air yang dapat dimanfaatkan adalah turbin air tipe vortex. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi jumlah sudu dan jarak sudu dengan outlet terhadap daya dan efisien yang dihasilkan oleh turbin air vortex.
Penelitian menggunakan metode eksperimen. Variabel bebas yakni variasi jumlah sudu 2, 4, dan 6 serta jarak antara sudu dengan outlet 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Variabel terikat dari penelitian merupakan daya dan efisiensi yang dihasilkan oleh turbin air vortex. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Basin yang digunakan adalah jenis basin conical dengan diameter atas 40 cm, diameter bawah 6,5 cm, dan tinggi 32 cm. Debit air pada pengujian ini ada tujuh variasi, yakni 1,12 l/d, 1,26 l/d, 1,54 l/d, 1,68 l/d, 1,82 l/d, 1,96 l/d, dan 2,11 l/d.
Pengujian menunjukkan adanya pengaruh dari jumlah sudu dan jarak sudu dengan outlet. Apabila jumlah sudu semakin banyak, maka daya output listrik dan efisiensi akan meningkat. Pengaruh dari jarak sudu dengan outlet menunjukkan daya output listrik dan efisiensi bersifat fluktuatif. Pengujian ini menghasilkan daya output listrik tertinggi sebesar 9,71 Watt, pada jumlah sudu 6 bilah, jarak antara sudu dengan outlet 5 cm dan debit 2,11 l/d. Pada jumlah sudu 6 pada jarak antara sudu dengan outlet 1 cm pada debit 1,96 l/d merupakan nilai efisiensi tertinggi yakni 6,3%.