Tahu merupakan salah satu makanan yang paling banyak dikonsumsi sebagai lauk pauk pendamping nasi. Tahu dibuat dari bahan kedelai dengan kandungan protein hewani dan daya cerna yang tinggi. Namun, tahu merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan proses pengolahannya dilakukan secara tradisional melibatkan banyak alat dan bahan. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan keamanan pangan agar produk yang diolah aman dikonsumsi masyarakat. Selain itu setiap industri rumah tangga yang menghasilkan olahan pangan wajib memiliki SPP-IRT. SPP-IRT didapatkan melalui pemenuhan kriteria yang terdapat pada CPPB. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi ketidaksesuaian penerapan CPPB dan WISE di Pabrik Tahu CNG serta memberikan usulan perbaikan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 14 kriteria CPPB-WISE yang diintegrasikan menjadi sebuah sistem penilaian. Pengintegrasian kedua standar CPPB-WISE bertujuan mengurangi redudansi atau duplikasi dokumen yang sama secara berulang dan menghasilkan suatu sistem yang lebih sederhana dan efektif. Hasil evaluasi diperoleh kesesuaian penerapan CPPB-WISE di Pabrik Tahu CNG sebesar 58%. Hal ini menunjukkan perlu dilakukannya perbaikan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Penentuan prioritas perbaikan dilakukan dengan metode brainstorming terhadap 4 kriteria yang dipilih yaitu penyimpanan, kesehatan dan higiene karyawan, bangunan dan fasilitas serta keamanan mesin dan peralatan. Penentuan prioritas perbaikan dilakukan dengan mempertimbangkan kesanggupan pemilik, sumber daya dan biaya yang murah. Perbaikan yang dilakukan berupa penerapan budaya kerja 5S pada penyimpanan, pembuatan poster atau tanda peringatan karyawan dan usulan SOP dalam menjaga kebersihan area dan peralatan kerja. Evaluasi serta usulan perbaikan tersebut dapat membantu Pabrik Tahu CNG dalam meningkatkan perbaikan proses produksi dan menciptakan kondisi kerja yang lebih baik.
Kata kunci: Tahu, CPPB, WISE, Brainstroming dan 5S.
