Di Indonesia terdapat pertemuan tiga lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan terjadinya gempa bumi yang dapat mengakibatkan kerusakan jalan, kerusakan bangunan, hingga bencana alam lain seperti tsunami. Salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terjadinya gempa bumi adalah Papua karena terletak pada perpotongan ketiga lempeng tersebut. Gempa bumi merupakan suatu proses titik self-exciting, dengan proses titik itu sendiri merupakan suatu kumpulan titik-titik acak yang berada pada suatu wilayah atau daerah tertentu, sehingga proses titik self-exciting didefinisikan dengan suatu titik yang mempengaruhi munculnya titik-titik lainnya di wilayah tertentu. Proses titik self-exciting ditunjukan dengan fungsi intensitas yang berperan penting dalam melihat laju kejadian terjadinya gempa susulan. Penelitian ini menerapkan dua model proses titik self-exciting, yaitu model proses titik self-exciting dengan komponen tren dan model Epidemic Type Aftershock Sequence (ETAS) untuk dua data gempa bumi. Data pertama adalah data berdasarkan window parameter dengan titik pusat gempa terbesar 7,7 Mw dan data kedua adalah data seluruh gempa bumi di Papua. Penerapan kedua model proses titik self-exciting dilakukan dengan mengestimasi nilai parameter dari fungsi intensitas setiap model. Estimasi parameter dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil dari penelitian ini adalah model proses titik self-exciting dengan komponen tren dan model ETAS untuk kedua data gempa. Model proses titik self-exciting yang lebih baik berdasarkan nilai Akaike Information Criterion (AIC) adalah model proses titik self-exciting dengan komponen tren untuk kedua data gempa.