;

Abstrak


Proses Berpikir Kritis Siswa MTsN 12 Boyolali dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Disposisi Matematis


Oleh :
Rizki Fadhilah - S851808029 - Sekolah Pascasarjana

Proses Berpikir kritis merupakan sebuah proses dalam menemukan informasi penting, menganalisis, menarik kesimpulan, mengevaluasi, dan menemukan alternatif penyelesaian dari suatu masalah. Proses berpikir kritis merupakan konstruk multidimensi yang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti disposisi matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa MTsN 12 Boyolali dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari disposisi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Tahap proses berpikir kritis yang digunakan adalah berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Jacob & Sam. Tahapan tersebut meliputi 1) Klarifikasi, 2) Asesmen, 3) Inferensi, dan 4) Strategi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dipilih berdasarkan hasil pengisian angket disposisi matematis. Subjek terpilih masing-masing 2 dari kategori disposisi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara berbasis tugas. Validitas data dilakukan dengan triangulasi waktu dan teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif menurut Miles dan Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) proses berpikir kritis siswa dengan disposisi matematis tinggi dalam pemecahan masalah matematika dapat melalui seluruh tahap proses berpikir kritis, dimana siswa dapat menemukan informasi dan masalah dengan benar, menentukan informasi yang relevan dengan permasalahan, merencanakan langkah pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah dengan benar, melakukan evaluasi, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang lain; 2) proses berpikir kritis siswa dengan disposisi matematis sedang dalam pemecahan masalah matematika dapat melaksanakan hampir keseluruhan proses berpikir kritis kecuali menentukan alternatif pemecahan masalah; 3) proses berpikir kritis siswa dengan disposisi matematis rendah dalam pemecahan masalah matematika hanya dapat melalui tahapan klarifikasi yaitu siswa dapat menemukan informasi dan permasalahan dengan benar. Akan tetapi untuk proses berpikir kritis yang selanjutnya belum dapat dilakukan dengan baik.