Abstrak


Analisis Usaha Industri Susu Sapi Skala Rumah Tangga di Kabupaten Magetan


Oleh :
Sabila Rahmatami Puspita - H0818091 - Fak. Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru, salah satunya yaitu di bidang peternakan. Usaha ternak sapi perah memiliki prospek yang sangat baik dan memberikan keuntungan yang besar. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki populasi sapi perah terbanyak di Indonesia selama periode waktu 2016-2020. Salah satu Kabupaten yang memiliki populasi sapi perah yaitu Kabupaten Magetan. Kecamatan Plaosan merupakan kecamatan tertinggi yang memiliki populasi sapi perah di Kabupaten Magetan dan saat ini memiliki sentra pengolahan susu sapi pasteurisasi dalam skala rumah tangga tepatnya di Kelurahan Sarangan. Terdapat 9 produsen susu sapi pasteurisasi skala rumah tangga di Kelurahan Sarangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total biaya, penerimaan, keuntungan, efisiensi usaha dan risiko usaha dalam industri susu sapi skala rumah tangga di Kabupaten Magetan. Metode dasar yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dengan 9 responden diambil dengan metode sensus. Teknik pengumpulan Data dilakukan dengan wawancara, observasi, pencatatan, dokumentasi, dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah biaya, penerimaan, keuntungan, efisiensi usaha, dan risiko usaha. Produsen susu sapi melakukan dua cara pemasaran, yaitu dijual sendiri dan juga dijual sendiri dan melalui tengkulak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  produsen dengan  metode pemasaran secara dijual sendiri dan juga dijual sendiri dan melalui tengkulak masing-masing yaitu  biaya yang dikeluarkan Rp6.315.857,00/bulan dan Rp14.042.085,00/bulan, rata-rata penerimaan sebesar Rp10.563.000,00/bulan dan Rp19.937.500,00/bulan. Sehingga keuntungan rata-rata adalah Rp4.247.143,00/Bulan dan Rp5.895.415,00/bulan. Usaha ini sudah efisien karena nilai efisiensinya masing-masing adalah 1,65 dan 1,41. Usaha yang melakukan pemasaran dengan dijual sendiri ini tidak memiliki risiko, namun usaha yang melakukan pemasaran dengan dijual sendiri dan melalui tengkulak berisiko dan harus berani menanggung kerugian sebesar Rp1.227.329,00.