Abstrak


Thrifting as a Cultural Studies: Representasi Budaya Thrifting sebagai Identitas Sosial


Oleh :
Faiz Salman Ar-rosyiid - D0318020 - Fak. ISIP

Penelitian ini bertujuan mengetahui identitas yang terbentuk melalui representasi masyarakat mengenai thrifting. Teori yang digunakan yaitu teori circuit of culture (sirkuit kebudayaan) dari Stuart Hall dengan metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan strategi etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi partisipatoris dan wawancara secara langsung pada informan yang ditentukan secara purposive sampling yang merupakan penjual, pembeli, penyelenggara event, dan non-thrifter ditambah dengan dokumentasi sebagai pelengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi yang peneliti temukan terdapat enam representasi yaitu membeli barang bekas, membeli baju bekas, membeli baju bekas impor, membeli pakaian bekas bermerek, budaya kekinian tanpa batasan, dan gaya hidup dengan nilai berhemat dan ramah lingkungan. Melalui representasi tersebut, terdapat tiga identitas dari thrifting yang tersemat yaitu social creative, hedonisme berkedok penghematan, serta gentrifikasi. Meskipun setelah dianalisis menggunakan circuit of culture, identitas yang terbentuk tersebut tidak hanya terbentuk melalui representasi saja, namun juga melalui produksi, regulasi, dan konsumsi yang diciptakan oleh masyarakat sendiri baik sebagai thrifter maupun non-thrifter pada aktivitas thrifting.