Pembengkakan biaya dan keterlambatan proyek menjadi masalah utama
yang sering dijumpai dalam pekerjaan konstruksi. Pekerjaan Quantity Take-Off
(QTO) termasuk kedalam salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan
pembengkakan biaya. Beberapa tahun terakhir untuk mengurangi masalah
tersebut industri konstruksi mulai melakukan pergeseran sistem dengan
tekonologi baru menggunakan Building Information Modeling (BIM) yang
diyakini dapat memecahkan masalah terkait biaya proyek dan pengendalian
waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan antara pekerjaan
QTO berbasis BIM menggunakan software Cubicost TAS dan pekerjaan QTO
dengan metode konvensional, serta menganalisis impelementasi dari penggunaan
BIM pada pekerjaan QTO di Masjid Agung Madaniyah Karanganyar.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah mix method
research dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Desain
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan kuantitatif
menggunakan analisis komparatif. Data diperoleh dari hasil wawancara dan
dokumen berupa Bill Of Quantity (BOQ), AS built Drawing dan export QTO
Cubicost TAS. Validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis
data kuantitatif menggunakan Teknik statistik paired t-test dan analisis data
kualitatif dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data serta penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan
antara perhitungan QTO dengan metode berbasis BIM dan konvensional.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran BIM memang terbukti
meningatkan efisiensi proyek dengan kemudahan kolaborasi dan perhitungan
yang lebih efektif dan akurat. Disamping keunggulan dan manfaat yang
ditawarkan teknologi BIM pada pelaksanannya masih terhambat oleh biaya yang
besar dan keterbatasan sumber daya manusia.