Abstrak


Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah


Oleh :
Miranda Prito Parameswara - H0818064 - Fak. Pertanian

Pangan merupakan kebutuhan dasar penting bagi manusia yang harus dipenuhi. Pola konsumsi pangan pada penelitian ini ditunjukkan pada pola pengeluaran pangan menurut proporsi komoditas pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan rumah tangga, dan mengkaji elastisitas konsumsi rumah tangga di Kabupaten Grobogan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Grobogan dimana pada tahun 2019 memiliki indeks ketahanan pangan yang baik namun memiliki proporsi pengeluaran pangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi pengeluaran non pangan. Data yang digunakan berasal dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Maret 2019 di  Kabupaten Grobogan yang dikumpulkan oleh BPS Jawa Tengah sebanyak 956 rumah tangga. Komoditas yang diteliti yaitu beras, tepung terigu, mie instan, telur ayam ras, dan daging ayam ras serta variabel lain yaitu jumlah anggota rumah tangga dan domisili. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Almost Ideal Demand System (AIDS), dalam bentuk aproksimasi liniear LA/AIDS.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel pendapatan, harga komoditas, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan dalam menentukan pola konsumsi pangan rumah tangga ketiga komoditas yaitu beras, tepung terigu, dan mie instan. Harga komoditas lain secara spesifik berpengaruh signifikan terhadap proporsi perngeluaran komoditas beras adalah komoditas daging ayam ras dan harga komoditas beras berpengaruh pada proporsi pengeluaran mie instan. Elastisitas pendapatan yang diperoleh dari ketiga komoditas yaitu beras, tepung terigu, dan mie instan adalah termasuk barang normal yang menjadi kebutuhan pokok karena nilai elastisitas lebih dari nol dan kurang dari satu. Elastisitas harga sendiri yang diperoleh berdasarkan nilainya diketahui bahwa ketiga komoditas bersifat inelastis. Elastisitas harga silang terjadi pada beras dengan daging ayam ras dan mie instan dengan beras yang diperoleh nilai bertanda positif yang artinya bersifat subtitutif. Berdasarkan proporsi pengeluaran pangan baik diperkotaan dan pedesaan yang masih tinggi dan didominasi oleh komoditas beras, diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan pangan atau program-progam yang bersifat edukasi kepada masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang dan tercapainya diversifikasi pangan.