Abstrak


KONSUMSI SIMBOL KECANTIKAN OLEH MASYARAKAT SEBAGAI PEMICU TERBENTUKNYA PERILAKU BODY SHAMING DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


Oleh :
Nanda Antika Salsabila - D0318045 - Fak. ISIP

Berkembangnya suatu pandangan terkait kriteria standar kecantikan di masyarakat menjadi suatu permasalahan belakangan ini. Pasalnya, beberapa orang masih menganggap bahwa seseorang dapat dianggap cantik apabila masuk dalam kriteria standar kecantikan. Hal tersebut mengakibatkan orang-orang lain yang memiliki bentuk tubuh diluar kriteria tersebut akan mendapatkan komentar-komentar negatif mengenai bentuk tubuhnya yang biasa disebut dengan body shaming. Selain itu, adanya media sosial Instagram yang menyediakan fitur utamanya yaitu untuk berbagi gambar dan video juga menjadi suatu faktor yang mendorong terjadinya tindakan body shaming, karena pada media sosial Instagram, setiap penggunanya memiliki kebebasan untuk melihat foto unggahan orang lain sehingga dapat menciptakan berbagai penilaian terhadap bentuk tubuh seseorang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk body shaming di Instagram, mengetahui pemaknaan standar kecantikan sebagai simbol kecantikan di masyarakat luas serta untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan dari tindakan body shaming. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini adalah tindakan body shaming di Instagram terjadi di kolom komentar dan direct message. Tindakan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya standar kecantikan yang beredar. Standar kecantikan dapat dilihat dari fisik seseorang dan diluar fisik seseorang seperti sikap dan sifatnya. Respon setiap orang berbeda-beda diantaranya adalah menganggap sebagai hal yang serius, menganggap sebagai candaan, memberikan pengertian kepada pelaku, dan mengabaikannya. Selain itu, konsekuensi dari tindakan body shaming yang ditemukan pada penelitian ini antara lain; (1) Berkurangnya kepercayaan diri, (2) Merasa insecure, (3) Menggagalkan proses penerimaan diri (self-acceptance), (4) Anoreksia, (5) Binge Eating Disorder, dan (6) Tidak berakibat apapun.