Abstrak


APLIKASI BAP DAN 2,4-D PADA PEMBENTUKAN KALUS DAN KANDUNGAN FITOKIMIA BIDURI (Calotropis gigantea)


Oleh :
Alfida Muthi`ah - H0718013 - Fak. Pertanian

APLIKASI BAP DAN 2,4-D PADA PEMBENTUKAN KALUS DAN KANDUNGAN FITOKIMIA BIDURI (Calotropis gigantea). Skripsi: Alfida Muthi’ah (H0718013). Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si. IPM., ASEAN Eng. dan Andriyana Setyawati, S.P., M.P., Ph.D. Program Studi: Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS).

 

Tanaman biduri (C. gigantea) dikategorikan sebagai tumbuhan liar dan bahkan dianggap sebagai gulma yang memiliki berbagai manfaat, baik di bidang kesehatan maupun non-kesehatan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Tanaman biduri mengandung bermacam-macam senyawa metabolit sekunder. Berbagai manfaat dari tanaman biduri tersebut, maka diperlukan teknik perbanyakan yang cepat dan efisien untuk memproduksi metabolit sekunder. Flavonoid sebagai metabolit sekunder pada tanaman biduri (C. gigantea) dapat diidentifikasi dari bahan tanam maupun kalus hasil kultur in vitro. Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan pada media Murashige dan Skoog (MS) yaitu BAP dari kelompok sitokinin dan 2,4-D dari kelompok auksin. Eksplan yang digunakan yaitu batang muda biduri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi BAP dan 2,4-D pada media MS untuk pembentukan kalus dan kandungan senyawa fitokimia biduri.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2021 di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tumbuhan Sublab Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi BAP dan faktor kedua yaitu konsentrasi 2,4-D yang masing-masing terdiri atas 5 taraf, yaitu 0 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; dan 2 ppm. Peubah yang diamati antara lain saat muncul kalus, berat segar kalus, warna kalus, tekstur kalus, kadar flavonoid serta senyawa fitokimia kalus. Analisis data dengan uji F taraf signifikan 5% yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Hasil penelitian menunjukkan penambahan BAP dan 2,4-D secara mandiri berpengaruh nyata terhadap saat muncul kalus. Konsentrasi BAP 0,5 ppm menghasilkan saat muncul kalus tercepat yaitu 6,13 hari setelah tanam. Penambahan 2,4-D 0,5 ppm menghasilkan saat muncul kalus tercepat yaitu 8,53 hari setelah tanam. Interaksi BAP dan 2,4-D berpengaruh nyata terhadap berat segar kalus. Kombinasi konsentrasi BAP 0,5 ppm dan 2,4-D 0,5 ppm menghasilkan berat kalus terbesar yaitu 5,82 g dengan warna kalus hijau kekuningan dan tekstur kompak. Penambahan BAP dan 2,4-D pada media tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar flavonoid pada kalus biduri.