Abstrak


Analisis Kinerja Simpang Empat Staggered Kleco dan Simpang Tiga Faroka Kota Surakarta Menggunakan Perangkat Lunak PTV Vistro


Oleh :
Faradila Setyo Nugroho - I0118053 - Fak. Teknik

Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan tingginya kebutuhan akan pergerakan manusia. Hal ini mendorong munculnya permasalahan transportasi di Kota Surakarta. Oleh karena itu, perlunya diadakan analisis kinerja lalu lintas secara berkala dan salah satu unsur transportasi yang perlu dianalisis adalah simpang. Simpang merupakan titik konflik lalu lintas akibat pertemuan dua ruas jalan atau lebih.

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang bersinyal menggunakan permodelan PTV Vistro dengan skenario kondisi eksisting, optimasi secara tunggal, dan optimasi secara terkoordinasi. Analisis kinerja simpang menggunakan parameter derajat kejenuhan (degree of saturation) dan tundaan (delay). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data berupa arus lalu lintas dan panjang antrean di Simpang Empat Staggered Kleco dan Simpang Tiga Faroka serta data waktu siklus dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Berdasarkan PTV Vistro, hasil analisis kinerja simpang dalam skenario kondisi eksisting pada Simpang Kleco 1 mendapatkan nilai DS = 0,6 dan D = 34,4 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 0,5 dan D = 42,5 det/smp (sore hari); pada Simpang Kleco 2 mendapatkan nilai DS = 0,6 dan D = 27,0 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 0,5 dan D = 28,9 det/smp (sore hari); pada Simpang Tiga Faroka mendapatkan nilai DS = 0,8 dan D = 11,5 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 1,0 dan D = 37,5 det/smp (sore hari). Berdasarkan permodelan eksisiting, dilakukan optimasi baik secara tunggal maupun koordinasi. Optimasi kinerja simpang secara tunggal terbaik didapatkan dalam skenario optimasi secara tunggal dengan metode V/C Balancing (Split and Cycle Time) dimana juga menjadi optimasi kinerja simpang terbaik secara keseluruhan. Pada Simpang Kleco 1 mendapatkan nilai DS = 0,5 dan D = 14,5 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 0,4 dan D = 14,9 det/smp (sore hari); pada Simpang Kleco 2 mendapatkan nilai DS = 0,4 dan D = 9,4 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 0,3 dan D = 9,0 det/smp (sore hari); pada Simpang Tiga Faroka mendapatkan nilai DS = 0,8 dan D = 10,9 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 1,0 dan D = 37,8 det/smp (sore hari). Pada optimasi secara terkoordinasi mendapatkan kinerja simpang terbaik dengan opsi Split & Cycle Time, pada Simpang Tiga Faroka menghasilkan nilai DS = 0,8 dan D = 11,1 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 1,0 dan D = 39,3 det/smp (sore hari) ; pada Simpang Kleco 1 menghasilkan nilai DS = 0,5 dan D = 14,4 (pagi hari) serta nilai DS = 0,4 dan D = 14,2 det/smp (sore hari) ; pada Simpang Kleco 2 menghasilkan nilai DS = 0,4 dan D = 10,6 det/smp (pagi hari) serta nilai DS = 0,3 dan D = 8,5 det/smp (sore hari).