Abstrak


Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Komoditas Umbi Porang (Amorphophallus muelleri) di Kabupaten Wonogiri


Oleh :
Ferry Rachmanto - H0818032 - Fak. Pertanian

Ferry Rachmanto.2022. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Komoditas Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri) di Kabupaten Wonogiri”.Dibimbing oleh Dr.Ir. Kusnandar, M.Si. dan Fanny Widadie, S.P., M.Agr. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Umbi porang merupakan salah satu komoditas yang mengalami tren kenaikan di masyarakat untuk dibudidayakan maupun diolah menjadi berbagai produk. Manfaat yang banyak dari tanaman umbi porang tersebut menjadikan nilai ekonomis dari tanaman umbi porang menjadi tinggi. Seiring dengan kenaikan permintaan umbi porang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor maka dibutuhkan rantai nilai yang efektif dan efisien agar dapat mensejahterakan pelaku dalam saluran distribusi terutama petani umbi porang selaku produsen.

Penelitian bertujuan untuk menganalisis rantai nilai komoditas umbi porang, mengetahui nilai tambah dan market share serta merumuskan perbaikan pada petani komoditas umbi porang di Kabupaten Wonogiri. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan lokasi dengan cara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan Wonogiri sebagai salah satu sentra tanaman porang di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara snowball sampling yaitu 55 responden yang terdiri dari petani umbi porang, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan dan pedagang besar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, pencatatan, dokumentasi, dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis rantai nilai (Value chain analysis), Analisis biaya, keuntungan, marjin pemasaran dan market share, analisis nilai tambah dan solusi perbaikan rantai nilai (Upgrading value chain).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis pola saluran umbi porang di Kabupaten Wonogiri. Nilai tambah terbesar pada saluran III yaitu dengan rasio nilai tambah sebesar 97,9% yaitu terdiri dari petani umbi porang, pedagang besar, dan pabrik pengolahan porang basah. Perubahan nilai harga jual tertinggi pada industri pengolahan dengan harga jual sebesar Rp 140.000/Kg dalam bentuk tepung porang dengan nilai input sebesar Rp 6.800/Kg. Pada setiap saluran rata-rata petani umbi porang belum melakukan pertambahan nilai. Sehingga diperlukan perbaikan yaitu perbaikan tata kelola (upgrading of governance structure) dan perbaikan nilai tambah (upgrading of value added).